Padang  

Maestro Tari Sumbar Hj. Syofyani Yusaf Tutup Usia

Hj. Syofyani Yusaf

PADANG – Innalillahi wa Innailaihi rajiun. Telah berpulang ke Rahmatullah, seniman mumpuni Sumbar, Sofyani Yusaf, di Bukittinggi, sekitar pukul 14.50 WIB, Jumat (4/3). Jenazah almarhumah akan dikebumikan, Sabtu (5/3) di kota yang sama.

Salah seorang penari seniornya, Meli Agustini kepada Singgalang, Jumat malam menyebutkan, Sofyani meninggal, setelah dirawat di rumah sakit.

Perempuan koreografer ini, lahir di Bukittinggi pada 1936. Suaminya, Yusaf Rahman, telah pergi lebih dulu pada 2005 dalam usia 72 tahun. Suami istri seniman ini, mendirikan sanggar tari

Sofyani Dance and Music Ensemble Group pada 1953, yang belakangan diteruskan putrinya, Ade Sofyani.

Almarhum telah membuat tari dalam jumlah lebih 20 tari. Sejak sebelum menikah, almarhum memang telah menjadi seorang penari. Bahkan ia sudah belajar tari sejak usia 6 tahun dari kakek dan ayahnya, yang memiliki grup randai dan guru silat di Bukittinggi.

Sebagai pemilik grup, ia telah melakukan pertunjukan tari Minang di berbagai negara. Grupnya pernah tampil di Pakistan, Italia, Yunani, Spanyol, Australia, Swiss, Belanda, Korea, Jepang, Brazil, Amerika Serikat dan di semua negara Asia.

Pada 2012 ia dan Sanggar Tari Syofyani diundang ke Prancis untuk ikut berpartisipasi dalam Festival De Montoire, yang merupakan festival seni tahunan bergengsi di kota Montoire, Prancis, yang sudah berusia lebih dari 40 tahun.

Sofyani Yusaf menikah pada tahun 1965 dengan Yusaf Rahman yang juga dikenal sebagai musisi dan seniman Minangkabau. Pernikahan mereka telah dikaruniai enam orang anak, yaitu Yosi, Yovi, Yosa, Soni, Sandra, dan Sofi Yuanita, serta enambelas orang cucu.

Sepanjang kariernya sebagai seniman tari, Sofyani telah menerima berbagai penghargaan, seperti; Lifetime Achievement Award pada West Sumatra Tourism Award (2009), Inspirator Award dari Sushi FM (2009), 63 Tahun Berkarya dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Sumbar (2008). Kemudian sebagai Jasawan dari Gubernur Sumbar, atas pengabdiannya yang tak henti dalam mengembangkan kesenian (1997) dan Pengabdian Masyarakat Cemerlang (PMC) dari Yang di-Pertuan Agong Malaysia (1996).

Koreografer terkemuka Sumbar saat ini, Ery Mefri menyatakan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya Sofyani.

“Kita kehilangan senior yang hebat, saya banyak belajar dari cara beliau mengelola sanggar,” kata Ery. Menurut dia, almarhum telah meninggalkan karya yang bagus. Kegiatannya selama hidupnya, perlu dicontoh. Menurut Ery, sepanjang usianya, perempuan ini, mencemplungkan dirinya secara total dalam dunia tari. (kj)