Lentera Kini Tinggal Cerita

Listrik di rumah salah seorang warga Muarao Sungai Lolo, yang sudah teraliri listrik lewat program PLTS yang diberikan pemerintah provinsi Sumbar, lewat program CSR sakah satu bank daerah. Ist

Di Jorong patamuan memiliki 3 suku secara garis besar, suku pilang, suku Patapang dan suku Melayu. Namun suku Piliang juga terbagi tiga dalam kaumnya dengah masing-masing datuk penghulu.

Terpisah, Sekretaris Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar, Mitro Wardoyo, menjelaskan program PLTS sudah berlangsung sejak beberapa tahun belakang untuk daera-daerah yang belum teraliri listrik.

Tahun 2021, Bank Nagari membantu pengadaan PLTS tersebar, memanfaatkan dana CSR untuk 30 rumah warga Jorong Patamuan. Setiap rumah warga dipasang satu unit panel surya yang menghasilkan daya sekitar 100 watt/hari.

“Kita memasang pasang panel surya untuk 30 unit rumah warga Jorong Patamuan, tetapi kapasitas listriknya memang kecil, hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja dengan daya 100 watt/hari,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya.

Dijelaskannya, PLTS tersebar ini, disebut juga Solar Home System (SHS) diprioritaskan untuk masyarakat yang tinggal berjauhan satu dengan yang lainnya. Penyediaan listriknya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti lampu, TV, radio, cas HP dan lainnya.

Cara kerjanya, panel akan menyerap cahaya matahari dan menampung energi yang dihasilkan dalam sebuah baterai. Lalu baterai akan terhubung dengan dengan instalasi listrik di rumah. Ketika ingin menggunakan listrik, misalnya ketika menyalakan televisi, secara otomatis tenaga listriknya diambil dari baterai.

Lebih jauh dijelaskan Mitro Wardoyo, PLTS adalah salah satu solusi untuk penerangan warga yang bermukim di daerah yang sulit dijangkau PLN. Apalagi Sumatera Barat memiliki potensi PLTS yang berlimpah, mencapai 5.898 MW (Mega Watt). Sejumlah daerah yang tak terjangkau oleh PLN lainnya juga akan menyusul menikmati listrik dari energi matahari ini.

“Tahun ini melalui dana pokir angota DPRD Sumbar dialokasikan anggaran untuk pemasangan 57 unit panel surya tersebar. Panel surya ini akan dipasang di rumah warga masing-masing 21 unit di Tanah Datar, 13 unit di Sinjunjung 23 unit di Sawahlunto,” jelasnya.

Daya listrik yang dihasilkan dari PLTS pokir anggota DPRD Sumbar ini agak besar dibanding dipasang di Pasaman. Satu panel surya harganya sekitar Rp 30 juta dengan daya yang dihasilkan mencapai 1.000 watt/hari sehingga bisa digunakan oleh warga untuk usaha atau kegiatan ekonomi.

Disebutkannya, Sumbar telah lama memanfaatkan panas matahari untuk pembangkit listrik ini. Misalnya di Mentawai yang tak bisa dijangkau oleh PLN. Pada 2013, dibangun PLTS terpusat dengan daya berskala besar, seperti di Srilogui Kecamatan Siberut Utara dengan kapasitas 75 KiloWatt dan di Cimpungan Kecamatan Siberut Tengah dengan kapasitas 10 KiloWatt.

Masyarakat pelosok berharap, lewat program PLTS mampu “Membangitkan Negeri Lewat Energi. Semoga. (*)