Lentera Kini Tinggal Cerita

Listrik di rumah salah seorang warga Muarao Sungai Lolo, yang sudah teraliri listrik lewat program PLTS yang diberikan pemerintah provinsi Sumbar, lewat program CSR sakah satu bank daerah. Ist

Oleh

Yunisma/Wartawati Topsatu.com

PADANG-Malam begitu pekat di langit Jorong Patamuan, Nagari Muaro Sungai Lolo, Kecamatan Mapat Tunggul Selatan, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Remang-remang cahaya temaram lampu lentera terlihat dari jauh.

Lampu lentera itu satu-satunya sumber cahaya di malam hari, selain bintang dan bulan. Kondisi itu berlangsung selama puluhan tahun. Dan masyarakat memilih untuk tidur lebih cepat ketimbang bercerita satu sama lain, seperti orang-orang kota kebanyakan yang dilengkapi berbagai fasilitas modern.

Adalah, Zulkifli, salah seorang kepala rumah tangga di Sungai Lolo, telah lama merindukan suasana terang benderang di kampung halamannya. Di mana berbagai aktivitas bisa dilakukan di malam hari, tanpa terbatas cahaya lampu.

“Sejak zaman merdeka, kami tak pernah mengenal cahaya listrik di malam hari. Malam kami hanya diterang bintang dan bulan. Jika hujan, kampung kami semakin kelam,” kata Zulkifli, bercerita ketika adanya kunjungan pejabat pemerintah provinsi ke kampungnya beberapa waktu lalu.

Lampu lentera atau lampu teplok atau lampu strokeng paling moderen bagi warga kampung Muaro Sungai Lolo.

Jika ada kegiatan, cahaya lampu tradisional itulah yang menemani mereka hingga semua acara selesai. Setelah itu gelap kembali membahana. Hingga cahaya matahari menyembul di ufuk timur. Ketika itulah masyarakat setempat kembali bisa tersenyum, karena keindahan kampung mereka bisa terlihat di siang hari.

Zulkifli, bercerita, saat malam, anak-anaknya usia sekolah dan anak lainnya di kampung yang lokasinya harus melewati aliran anak Muaro Sungai Lolo, belajar dengan temaramnya cahaya lampu teplok.

“Namanya lampu teplok, tentu tidak seterang cahaya lampu listrik. Jadi anak-anak tak bisa belajar sampai larut malam. Mereka sering belajar siang hari. Saat malam datang anak-anak hanya belajar sebentar, kemudian menarik selimut,” terang dia.

Dalam berjalannya waktu, pemerintah provinsi Sumbar, terus berupaya melakukan inovasi agar masyarakat di daerah terpencil di provinsi mereka, agar bisa menikmati cahaya listrik lewat program Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Program itu benar-benar memberi harapan baru bagi masyarakat Muaro Sungai Lolo.

Zulkifli bersama warga lainnya, pun menyambut gembira progam PLTS, sebab mereka bisa keluar dari suasana gelap malam hari.