Kepala Daerah Perempuan di Negeri Bundo Kanduang?

Sangat mungkin dan peluang terbuka lebar. Tapi ini tentu ditentu­kan suara pemilih di Sumbar yang secara kalkulasinya memang lebih banyak pemilih perempuan. Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pileg 17 April lalu berjumlah 3.718.237 terdiri dari pemilih laki-laki 1.836.987 dan pemilih perempuan 1.881.250.

Untuk Pilgub misalnya, sosok perempuan yang mengapung dan sudah mendaftar ke berbagai parpol adalah Edriana. Seperti yang ditulis Prof. Elfindri pada komentar di koran Singgalang, edisi Selasa (21/1), Edriana adalah salah satu duta MDGs sering mewakili Indonesia pada pertemuan internasional di Washington. Wanita yang smart, menguasai akar masalah, dan gigih dan memberikan perhatian besar terhadap pembangunan manusia, khususnya melalui pendidikan.

Ada lagi nama lain, Emma Yohanna, anggota DPD/MPR sejak 2009 hingga sekarang. Peduli pendidikan, peduli perempuan dan punya kapasitas. Pileg, April lalu, sesepuh HMI Sumbar ini, tampil mengejutkan. Sukses meraup suara terbanyak bahkan mengalahkan suara paslon 01 Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres yang serentak digelar bersama Pileg. Hasil ini sempat viral.

Untuk Tanah Datar, muncul sosok Betti Shadiq Pasadigue yang juga teruji dan sarat pengalaman. Pada Pileg 2014, Betti adalah peraih suara terbanyak menjadi anggota DPR di Dapil Sumbar I. Untuk Padang Pariaman, muncul srikandi hebat Endarmy. Mantan anggota DPRD Sumbar dua periode ini, sangat gigih berjuang untuk kepen­tingan rakyat.

Sejauh ini, baru nama-nama bundo kanduang itu yang muncul ke permukaan. Padahal banyak bundo kanduang lainnya yang punya kapasitas, kapabelitas dan diyakini bisa menjadi kepala daerah di Sumbar. Seyogyanya di negeri bundo kanduang ini, ada bundo kanduang yang menjadi kepala daerah. Paling tidak ya, untuk menjawab pernyataan publik, bundo kanduang di negeri bundo kanduang mampu menjadi kepala daerah. Menjadi kenyataan atau tidakkah? Ya, kita tunggu saja. (***)