Opini  

Kenapa Kuota Elpiji Harus Ditambah?

Oleh: Defiyan Cori - Ekonom Konstitusi

Apa dasar dan alasan yang mendesak (urgent) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) mengusulkan kuota gas subsidi, LPG 3 kilogram (kg) pada tahun 2024 sebesar 8,3 juta metrik ton (MT)?

Pertanyaan ini penting diklarifikasi kepada publik, khususnya juga dialamatkan kepada Presiden Joko Widodo yang selama ini mengeluhkan bengkaknya subsidi energi sampai Rp502,4 triliun.

Bahkan, berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) realisasi subsidi energi pada Tahun 2021 berjumlah Rp131,5 Triliun. Subsidi energi ini terdiri dari subsidi BBM dan LPG tabung 3 kg sebesar Rp83,7 Triliun, dan subsidi listrik sejumlah Rp47,8 Triliun.

Sementara itu, realisasi subsidi untuk LPG 3kg semakin membengkak, pada tahun 2022 (sementara) sudah mencapai Rp 100,4 triliun dan terus meningkat dan dengan usulan MESDM itu akan semakin meningkat.

Jika dirata-rata, peningkatan subsidi LPG 3kg secara periodik mencapai 18-20 persen, sedangkan pengguna atau konsumen elpiji yang disubsidi tidak bertambah.

Lalu, bagaimana cara menghitung usulan kenaikannya pada tahun 2024 sejumlah 8,3 juta metrik ton (MT) tersebut, yangmana jumlah alokasinya meningkat dibandingkan tahun 2023 sebesar 8 juta MT?

Tidak hanya itu, alokasi dan realisasi subsidi energi selalu berbeda-beda jumlahnya, justru malah terjadi peningkatan selama 5 (lima) tahun terakhir, atau rata-rata di atas Rp100 Triliun.

Realisasi subsidi tertinggi terjadi pada Tahun 2018, yaitu Rp145,1 Triliun yang terdiri dari masing-masing, subsidi BBM dan LGP tabung 3 kg sebesar Rp97 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp48,1 triliun.

Untuk itulah publik juga harus punya perhatian serius (concern) atas membengkaknya realisasi subsidi energi yang mencapai Rp502,4 Triliun dan dikeluhkan oleh Presiden Joko Widodo serta siapakah penerima manfaat yang sebenarnya.

Apabila mengacu pada pernyataan yang disampaikan oleh Pertamina (Persero) melalui otoritas Subholding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga (PPN) sebagai penyedia produk subsidi ini, maka data ini lebih masuk akal perhitungannya.

Bahwa, realisasi penyaluran LPG 3 kg pada semester I 2022 telah mencapai 3.804.123 metrik ton (mt).

Jumlah realisasi ini telah mengambil porsi subsidi sebesar 47,6 persen dari total alokasi kuota subsidi LPG yang sudah ditetapkan untuk Tahun 2022 sejumlah 8.000.000 mt.