Kabut Asap di Sumbar Kiriman dari Provinsi Tetangga

Udara di Kota Padang semakin tidak sehat. Kabut asap semakin menjadi-jadi.

PADANG – Kabut asap makin pekat di Kota Padang, Rabu (18/10). Kualitas udara menurun menjadi tidak sehat dengan nilai PM2.5 berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) mencapai 105.

Dinas Kehutanan Sumbar melaporkan kabut asap di Sumbar datang dari Provinsi Sumatera Selatan karena kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi mengatakan telah berkoordinasi dengan BMKG. Berdasarkan pantauan BMKG dan aplikasi SiPongi titik panas dan titik api hingga saat ini masih banyak terpantau di provinsi tetangga terutama Sumatera Selatan.

“Prakiraan dari BMKG memperlihatkan arah angin bergerak dari Tenggara ke Barat Daya sehingga diperkirakan kabut asap dari Sumsel dibawa angin sampai ke Sumbar,”ungkapnya.

Sementara pada 12 jam terakhir tidak ada satupun titik panas (hot spot) maupun titik api (fire spot) yang terpantau di Sumatera Barat.

“Berdasarkan aplikasi SiPongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tidak ada titik panas ataupun titik api terpantau di Sumbar pada 12 jam terakhir,” katanya.

Ia menyebut pada aplikasi SiPongi tersedia dua data berdasarkan waktu yaitu data 24 jam terakhir dan data 12 jam terakhir. Data yang dipedomani tentu data terbaru atau 12 jam terakhir.

Jika merujuk data 24 jam terakhir memang terpantau belasan titik panas dan titik api pada beberapa daerah di Sumbar yaitu di Pesisir Selatan, Solok Selatan dan Sijunjung.

Namun untuk memastikan titik panas dan titik api itu disebabkan oleh kebakaran lahan atau hutan perlu ditinjau langsung ke lapangan.

“Ternyata data terbaru menunjukkan tidak ada lagi titik panas dan titik api yang terpantau di Sumbar,” katanya.

Sebagai langkah antisipasi ia mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan yang bisa berpotensi meluas menjadi kebakaran hutan atau lahan.

“Kalau terjadi kebakaran, petugas bersama masyarakat diharapkan segera turun tangan untuk memadamkan sekaligus berkoordinasi dengan provinsi jika mengalami kesulitan dalam pemadaman,” katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar, Asben Hendri, mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker di luar ruangan karena kondisi sudah menunjukan dalam kondisi tidak sehat. (yos)