Gubernur : Ekonomi Syariah dan Minangkabau Seperti Dua Sisi Mata Uang

Gubenur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat membuka FESMina (Festival Ekonomi Syariah Minangkabau) sekaligus launching “Minangkabau Berwakaf” di Bank Indonesia wilayah Sumbar, Selasa (3/8/2021). Ist

Pemerintah Provinsi, Bank lndonesia Sumbar, Kemenag, MES, IAEI, melakukan koordinasi dengan berbagai stackeholder dalam rangka mendorong percepatan program Ekonomi Syariah antara lain terkait public campaign di daerah, dan salah satunya kegiatan melalui kegiatan Festival Ekonomi Syariah Minangkabau (FESMina) ini yang diinisiasi oleh kantor Perwakilan Bank lndonesia wilayah Sumbar.

Kegiatan FESMina ini juga akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemprov Sumbar yang bertema “Festival Muharram dan Kemerdekaan ” pada tanggal 10 hingga 17 Agustus 2021 sehingga secara keseluruhan, seluruh kegiatan kolaborasi ini dinamakan “Bulan Ekonomi Syariah Sumatera Barat”.

Yang paling istimewa, pada pembukaan acara FESMina (Festival Ekonomi Syariah Minangkabau) ini, Pemprov Sumbar dan Bank lndonesia menyelenggarakan launching Gerakan “Minangkabau Berwakaf”. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kantor Perwakilan Bank lndonesia dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk menindaklanjuti penunjukan Sumbar sebagai pilot project wakaf produktif nasional.

Kepala Kantor Koordinator BI wilayah Sumatera, Suko Wardoyo mengatakan ekonomi dan keuangan syariah telah menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru Global yang didorong oleh beberapa faktor diantaranya pertumbuhan penduduk muslim yang tinggi, pertumbuhan ekonomi syariah, dukungan negara-negara islam dan penerapan nilai-nilai etika Islam yang mendasari bisnis.

Hal itu juga didukung oleh pemerintah yang mencanangkan ekonomi dan keuangan syariah sebagai program nasional dan keterlibatan Badan Khusus untuk koordinasi lintas sektoral.

Ia menyebut perkembangan ekonomi syariah perlu mendapat perhatian agar bisa memberikan kontribusi pada perekonomian nasional di tengah pandemi.

Sementara itu Wakil Menteri BUMN sekaligus Ketua VI Pengurus Pusat MES, Pahala Nugraha Mansury menilai Indonesia khususnya Sumatera Barat memiliki potensi yang sangat tinggi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Ia menyebut potensi wakaf dan pemanfaatannya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat rasa kepedulian dan solidaritas sosial dalam mengantisipasi kemiskinan dan ketimpangan sosial

Namun skor indeks literasi wakaf di Indonesia masih rendah yaitu di angka 50,48. ” Ini sangat disayangkan karena Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia,” katanya.

Ia berharap FESMina yang digelar di Sumbar juga bisa meningkatkan angka literasi wakaf di daerah itu.

BIRO ADPIM SETDAPROV SUMBAR