Padang  

Ganti Saja Kepsek dan Guru SMP 1 Padang Terlibat

PADANG – Kepala SMP 1 Padang Yan Hendrik dan guru-guru lain yang terlibat dalam pendongkrakan nilai harus diganti. Dinas Pendidikan Kota Padang juga harus membentuk tim khusus untuk menyelidiki persoalan tersebut, tak hanya di SMP 1 Kota Padang namun kemungkinan ada di sekolah lain.

“Kita yakin persoalan pendongkrakan nilai tersebut tak hanya terjadi di SMP 1 Padang, namun juga ada kemungkinan di sekolah-sekolah lain. Persoalannya karena ada laporan masuk ke Ombudsaman terhadap SMP 1 Padang. Bila diselidiki lebih mendalam, maka pasti akan ditemukan ada hal serupa seperti SMP 1 Padang,”kata Alumni SMP 1 Padang, Budi Syahial angkatan 92 kepada Singgalang di Padang, Senin (4/7).

Disebutkannya, selaku alumni dia merasa malu terhadap tindakan yang dilakukan oleh para guru dan kepala sekolah karena sudah mencoreng dunia pendidikan sekaligus marwah SMP 1 Padang.

Menurutnya, peristiwa serupa jangan sampai terulang lagi dan Dinas Pendidikan harus memastikannya itu. Perbuatan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan para guru tersebut sangat jelas merusak citra pendidik yang mengajarkan perbuatan tak baik kepada anak.

“Seharusnya seorang pendidik mengajarkan kejujuran kepada siswanya bukan kobohongan dengan pendongkrakan nilai. Yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah tersebut sama dengan seorang polisi melakukan tindakan kejahatan. Jadi para pelaku itu harus ditindak tegas,”ujar Budi Syahrial yang juga pernah menjabat Ketua Osis tahun 1991.

Lebih jauh disebutkan, jawaban yang disampaikan Kepala Sekolah SMP 1 Padang, Yan Hendrik tak tahu dalam persoalan itu jelas tak bisa diterima. Apapun yang dilakukan di sekolah yang dipimpin pasti selaku pimpinan dia tahu.

“Apa yang dilakukan oleh para guru dan kepala sekolah SMP 1 Padang jelas merusak generasi setelah kami. Ini tak bisa dibiarkan dan harus ditindak cepat oleh Pemko Padang,” ulas Budi Syahrial yang saat ini menjabat Sekretaris Komisi I DPRD Kota Padang.

Akibat dari tindakan guru dan kepala sekolah tersebut, ada anak SMP 1 Padang bernama Aidil yang betul-betul pintar dengan nilai tinggi menjadi korban juga masuk SMA 1 Padang dengan dibatalkannya setelah lulus masuk sekolah tersebut.

Lalu, alumni lain, Hendrial yang juga salah seorang ASN di Kota Padang sangat tidak setuju ulah dari Kepala Sekolah dan guru SMP 1 Padang tersebut. Selaku alumni dirinya merasa malu atas tindakan tak terpuji tersebut.

Dia meminta institusi terkait untuk menindaklanjuti persoalan itu dan mencegah tak terulang lagi pada tahun-tahun berikutnya. (syawal)