Dinkes Gandeng Perdoski Beri Penyuluhan tentang Perawatan Pasien Kusta

PARIK MALINTANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Padang Pariaman gandeng Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski) melakukan Penyuluhan tentang Perawatan Pasien Kusta di Aula Puskesmas Pauh Kambar Kecamatan Nan Sabaris, pada Sabtu (5/3).

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia tahun 2022 . Adapun yang ikut dalam kegiatan ini adalah Perdoski Cabang Padang, Bagian Dermatologi dan Venereologi FK Unand/RSUP dr. M. Djamil Padang dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik.

Kepala Dinas Kesehatan Yutiardi Rivai mengatakan penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis, tetapi meluas hingga masalah social, ekonomi dan budaya.

Karena penyakit kusta sampai saat ini masih merupakan stigma di tengah masyarakat dan keluarga, termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan, masih kurangnya pengetahuan tentang penyakit kusta dan kepercayaan yang keliru terhadapnya.

“Gambaran kasus kusta Kabupaten Pariaman, pertama Case Detection Rate (Angka Penemuan Kasus) Kusta mulai 2017 hingga 2021. Bahwasanya pada 2017 dan 2018 CDR kusta di Padang Pariaman melebihi target yang ada, yaitu lebih dari 5 per 100.000 penduduk. Sedangkan dari tahun 2019-2021 CDR kusta di bawah 5 per 100.000 penduduk. Ini disebabkan, karena penemuan kasus yang kurang dari petugas Puskesmas. Berkemungkinan berhubungan dengan kejadiaan Pandemic Covid-19 yang melanda negara kita” ujar Yutiardi.

Selanjutnya, jumlah penemuan kasus Kusta PB (Pausi Basiler/Kusta Kering) dan MB (Multi Basiler/Kusta Basah) dan cacat Kusta tingkat 2. Jumlah penemuan kasus Kusta tipe PB tahun 2021 sebanyak 1 orang dan Kusta tipe MB sebanyak 10 orang, dengan cacat tingkat 2 sebanyak 5 orang atau 45 persen. Penemuan kasus kusta baru ini, sangat sedikit sekali dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana ditemukan sampai lebih dari 20 kasus setiap tahunnya, sebelum pandemic Covid-19.

Sementara itu, Dua Kelompok Perawatan Diri (KPD) Kusta di Padang Pariaman sudah lama dibentuk yaitu di Puskesmas Pauh Kambar dan Puskesmas Enam Lingkung, memiliki anggota masing-masing lebih dari 10 orang. Kegiatan KPD ini, sejak 2018 sampai sekarang tidak aktif lagi.

“Kita berharap pada tahun ini, kegiatan KPD dapat dijalankan kembali dengan tujuan mencegah terjadinya cacat kusta dan memulihkan ulkus pasien kusta itu sendiri” harap Yutiardy.

Ketua Perdoski dr. Irdawaty Izrul mengatakan melalui penyuluhan bersama tim lainnya, diharapkan dapat menghilangkan stigma dan diskriminasi penyakit kusta di tengah masyarakat. Sehingga pasien kusta ini tidak didiskriminasi lagi atau dikucilkan oleh masyarakat dan keluarganya.

“Kita berkewajiban untuk meyakinkan penderita kusta bisa sembuh dan obatnya gratis. Kemudian, memotivasi penderita kusta untuk berobat teratur dan mengajarkan cara perawatan diri dengan 3M. Yaitu Memeriksa, Merawat dan Melindungi,” ujarnya. (agussuryadi