CSR Pertamina Merenda Pariaman jadi Kawasan Konservasi Alam

Tracking Mangrove, salah satu program CSR PT Pertamina DPPU BIM dalam upaya menjaga kelestarian hutan mangrove. (yuni)

YUNIAR

Wartawati Topsatu.com

Sebuah gerbang berwarna coklat tua bertuliskan “Mangrove Geopark” menyambut setiap tamu yang datang ke Kawasan Desa Wisata Apar di Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat. Dibawah tulisan itu tertulis CSR DPPU Minangkabau 2018.

Terus menyusuri jalan tanah selebar 3 meter, kita akan menemukan tulisan lain yang tak kalah menarik. Isinya informasi seputar mangrove, mulai dari macam-macam tumbuhan mangrove hingga perannya bagi kehidupan. Adapun perannya, antara lain untuk melindungi garis pantai dari abrasi, menyerap karbon, meredam gelombang besar termasuk tsunami, dan juga bisa dimanfaatkan untuk bahan makanan dan minum, dan manfaat lainnya.

Di sisi kanan tulisan, ada tangga untuk naik ke tracking mangrove, jalur yang digunakan untuk menyusuri rimbunnya pohon bakau di desa ini. Semilir angin yang menyejukkan menambah syahdu hati saat berada di kawasan desa yang baru saja meraih penghargaan Nusantara CSR Award 2019 dari La Tofi School of CSR dalam Pengembangan Desa Wisata.

Tracking Mangrove di Desa Wisata Apar hanya satu dari beberapa program CSR PT Pertamina Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU) Minangkabau di Kota Pariaman itu. Jauh sebelum dibuatnya jalur untuk menyusuri kawasan mangrove, juga telah digelontorkan dana untuk membangun atap dan membenahi kolam penampung tukik yang baru menetas yang ada di UPT Konservasi Penyu.

“Waktu itu, 2016, kami bertemu dengan Bapak Ridwan (Operation Head DPPU BIM ketika itu-Red) secara tak sengaja. Beliau tertarik dengan kegiatan kami yang sedang beraktivitas melakukan pendampingan tamu, wisatawan edukasi konservasi,” cerita Tomi Syamsuar, Ketua Tabuik Diving Club, mitra konservasi yang digandeng Pertamina melaksanakan berbagai CSR di kota salalauak ini.

Hasil CSR-nya dinilai sangat memuaskan. Bahkan di tahun yang sama, DPPU BIM mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Bangun reef garden

Sukses program CSR 2016, pada 2017, TDC ditantang lagi membuat program konservasi. Tapi tak di darat, melainkan di laut. “Kami tawarkan program transplantasi terumbu karang multifungsi dengan konsep Taman Terumbu Karang (reef garden) berbahan rangka besi yang didesain menarik berupa terowongan setengah lingkaran dengan total panjang 25 meter, tingga 2,5 meter dan lebar 2,5 meter,” terangnya.

Rangka besi itu berfungsi ganda, sebagai wadah transplantasi 2.000-an bibit terumbu karang dan juga sebagai fish apartment (rumah ikan). “Kalau sudah jadi, diproyeksi sebagai daya tarik wisata keindahan bawah laut di Pariaman. Lokasinya di Pulau Ujuang. Alhamdulillah program Reef Garden itu sukses pula,” urainya sambil memperlihatkan gambar-gambar keindahan bawah laut tersebut.

Jadi tidak mengherankan bila pada 2017, lagi-lagi DPPU BIM meraih penghargaan dari KLHK berkat kontribusinya melakukan pelestarian alam melalui dana CSR. Malah cerita Tomi, tahun ini, untuk reef garden akan ada lagi pengembangannya.