Laporan HPN (2) :Catatan Tercecer di Kota Nopan

Begitu juga Edi Jarot dan Putri ditambah pula Devi Dyani Redaktur Khasanah yang juga menjadi pengurus PWI Sumbar ikut makan mencicipi sedikit nasi bersama semeja dengan Jarot suami isteri. Lapuk lapak juga mereka Ini, saya lihat, senang hati memandangnya.

Saya selesai duluan, ingin segera salat Isya sementara teman teman lain seperti Ajo Jeff, Guspa, Yusrizal termasuk juga hampir satu regu ibu ibuk IKWI memilih salat Isya dan Magrib terlebih dahulu. “Dik, coba hitung makan saya, berapa?” kata saya kepada gadis pelayan berjilbab.

” Makan bapak saja, Rp 21.000″ katanya.

“Hitung sekalian yang meja sebelah!” timpal saya. Si Gadis langsung hitung pakai kalkulatur, tak lama, dia katakan, Rp. 121 ribu!

Dalam pikiran saya , ini pasti ada yang tidak beres, masa sebanyak itu,padahal porsinya sama dengan porsi saya Kemudian saya jelaskan bahwa yang dimeja sebelah itu, paketnya sama dengan yang makan. ” Kalau saya hanya Rp.21 ribu, berarti di sebelah juga Rp. 21 ribu jumlahnya Rp.42 ribu ” kata saya.

Si Gadis menjawab, ” disebelah kan 4 orang!” Tapi dijelaskan Edi Jarot, ” Ini makanan kami, porsi pesanan sama, makanan dan sambal ini kami bawa” kata Edi.

Dengan cepat si Gadis meralat hitungannya, kemudian dia menyebut angka Rp.30 ribu. “Apa tak salah? .kok ndak Rp.42 ribu, saya kan tadi Rp.21 ribu?” Protes saya.

Si Gadis kemudian meyakinkan saya bahwa dirinya tidak salah hitung, akhirnya saya bayar dengan ucapan terimakasih banyak banyak kepada gadis manis yang baik hati ini.

Cerita kedua tentang air hexagonal. Di bahagian tengah kedai itu disusun bertingkat botol air mineral isi lima liter. Ada tulisan air hexagonal, untuk kesehatan harga satu gelas Rp.2000.

Pak Hajji pemilik kedai tampak bersemangat sekali mempromosikan air itu yang katanya sanggup membuat kuat, kontan setelah meminumnya. Maka jadilah air itu menjadi titik perhatian beberapa kawan, seperti Edi Jarot, Ing, Sawir, Ajo Jeff dan Bambang Datuk.

Apalagi ketika pak Hajji minta Edi Jarot untuk melakukan uji coba. Edi minum hexagona satu gelas, kemudian Edi Jarot angkat pak Hajji dengan enteng. Tapi ketika Sawir minta di angkat Edi Jarot, Pemred Koran Padang terdede, maka meledak lah tawa semua rekan yang menyaksikannya.

Tapi entah mau menyenangkan hati pak Hajji pemilik kedai, atau memang ingin merasakan khasiat air ajaib itu, ada sebanyak 5 orang anggota rombongan di kedai itu minum air yang bandroli Rp.2000 pergelas.

“Hebat juga marketing pak Hajji ini!” Kata salah seorang wakil ketua PWI Apriyanto yang suka diam menyaksikan kegembiraan rombongan HPN PWI Sumbar. (M.Khudri)