BPTD Sumbar Bantu Sling 250 Meter Penyeberangan Ponton Siguntur Segera Beroperasi

Ponton penyeberangan di Batang Hari, Dharmasraya tampak terisi penuh.ist

PADANG – Tali sling penyeberangan ponton yang terputus di Jorong Siguntur, Dharmasraya kini bisa diperbaiki. Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Sumbar serahkan bantuan sling (tali baja) sepanjang 250 meter, Selasa (10/11).

Bantuan sling tersebut diserahkan Kepala BPTD Sumbar, Deny Kusdyana kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Dharmasraya, Adlisman di Kantor Bupati, Dharmasraya. Hadir pada kesempatan itu, Kasi Transportasi Sungai Danau dan Penyebrangan, Herwanto dan sejumlah pejabat di lingkungan Kabupaten Dharmasraya.

“Ini adalah sarana pendukung transportasi bagi warga, karena dengan ini maka ponton yang warga gunakan untuk penyebrangan dapat beroperasi,”sebut Kepala BPTD Sumbar, Deny Kusdyana.

Dikatakannya, bantuan tersebut juga bentuk dukungan BPTD Sumbar dalam kewenangan Transportasi Sungai Danau dan Penyebrangan. Karena dalam kewenangan itu juga masuk dalam transportasi darat. Bantuan itu berupa sling sepanjang 250 meter. Diberikan berdasarkan permintaan Kabupate Dharmasraya sesuai surat permintaan tetanggal 27 Februari 2020.

“Jadi penyebarangan sungai seperti ini juga kewenangan kita. Sekarang karena ada permintaan dari pemerintah daerah kita bantu untuk kelancaran akses transportasi warga,”ulasnya.

Diketahui, pada 13 Desember 2019 bencana banjir memutus akses pada aliran sungai warga di Jorong Siguntur dan Jorong Sungai Lansek, Kabupaten Dharmasraya. Dua daerah itu dihubungkan dengan tali sling ponton untuk penyeberangan.

Saat banjir melanda Dharmasraya, Batang Hari meluap, kemudian mengakibatkan robohnya tiang penahan dan putusnya sling ponton penyeberangan. Dengan itu, maka aktivitas warga menjadi terhambat. Bahkan, menjadi berbiaya tinggi.

Sekdakab Dharmasraya, Adlisman dalam kesempatan itu mengatakan, dengan terputusnya sling ponton penyebarangan waga harus menggunakan biduk motor untuk menyeberang. Selain keamanan kurang terjamin, juga membutuhkan ongkos yang lebih mahal.

“Kalau dengan ponton biayanya bisa Rp3.000 sampai Rp4.000, sedangkan dengan biduk bisa Rp6.000 sekali menyeberang,”sebutnya.

Selain itu, dengan ponton muatannya juga menjadi lebih banyak. Karena memiliki badan lebih lebar. Sedangkan biduk, kapasitasnya terbatas.

“Alhamdulilah, jika sling terpasang, maka akses warga di Sguntur kembali berjalan dengan baik. Karena kondisi itu sangat mempengaruhi perekonomian warga dan untuk anak-anak ke sekolah,”pungkasnya.(*)