Padang  

BPNB Aceh Tampilkan Opera Batak di Padang

Kepala BPNB Aceh, Nurmatias dan maestro opera batak, Thompson HS. (Rizal)

PADANG – Toba, danau purba yang menyimpan banyak cerita. Tidak hanya kisah bagaimana danau itu bermula, tapi juga kisah puak-puak dari delapan penjuru penjaga yang menghuni pesisir danau yang panjangnya beratus kilometer itu.

Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh mengangkat kisah-kisah sebagai warisan budaya yang ada di sekitaran Danau Toba dalam seni pertunjukan yang bertajuk “Warna Danau”.

“Warna Danau” merupakan bertunjukan sendratari. Memadukan dengan seni pertunjukan lainnya, terutama opera batak, pertunjukan ini dihelat di beberapa kota di Indonesia. Ada empat lokasi yang terpilih, yaitu Balige, Padang, Jakarta, dan Medan. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 13 November hingga 18 Desember 2021. Pertunjukan “Warna Danau” di Kota Padang dilaksanakan pada Senin (22/11) bertempat di Truntum Hotel (Ina Muara). Pertunjukan dimulai pukul 16.00-17.30 WIB.

Sendratari “Warna Danau” diilhami oleh opera batak yang sangat terkenal di sekitaran kawasan Danau Toba. Sanggar-sanggar opera batak dan seni pertunjukan tradisi lainnya tumbuh dan berkembang di kawasan ini. Maestro Opera Batak, Thompson HS meramu opera batak dan memadukannya dengan warisan budaya tak benda lainnya yang hidup di sekitaran Danau Toba.

Thompson HS, Sabtu (20/11) menjelaskan, pertunjukan “Warna Danau” berangkat dari opera batak. Tapi, tak menampilkan opera batak secara utuh. “Kita menampilkan sekitar 30 warisan budaya tak benda yang ada di sekitar Danau Toba. Ada tari, lakon, musik, silat, ritual dan yang lainnya,” ujar Thompson.

Sebagai maestro opera batak dan peraih Anugerah Kebudayaan Kemendikbud tahun 2016, opera batak “Warna Danau” akan menjadi pertunjukan yang memukau. Menurut Thompson, lewat pertunjukan ini, ia hendak memperkenalkan kekayaan warisan budaya tak benda yang ada di Danau Toba. Dengan ditetapkannya Danau Toba sebagai destinasi wisata super prioritas, wisatawan menurut Thompson tidak hanya melihat keindahan alam, tapi juga melihat kekayaan budaya.

Danau Toba sangatlah luas. Kawasan danau ini meliputi berbagai kabupaten di Sumatera Utara. Secara budaya, danau ini dijaga oleh delapan penjuru. Kawasan di sekitar Danau Toba menjadi asal bagi puak-puak yang memiliki kekayaan budaya yang memiliki kesamaan dan perbedaan satu sama lain. Opera batak “Warna Danau” menampilkan seniman-seniman tradisi yang mewakili empat puak di dari sekitaran Danau Toba. Empat puak itu adalah Simalungun, Toba, Karo, dan Pakpak.

Seniman-seniman ini merupakan anak-anak muda yang menggeluti seni dari sanggar-sanggar yang ada di daerahnya. Mereka diseleksi, kemudian mengikuti pelatihan selama sembilan bulan. Jadi, pertunjukan “Warna Danau” ini menurut Thompson melewati proses yang sangat panjang.

Berbagai kekayaan seni dan budaya di sekitaran Danau Toba ditampilkan dalam pertunjukan “Warna Danau”. Ada dihar, ndikkar, dan mossak yang merupakan bentuk silat yang ada di kawasan Danau Toba. Ada pula seni ritual, seperti huda-huda, mangkudakudai. Berpadu dengan tatoan guro-guro aron, gundala-gundala, tortor yang diiringi detak genderang sisibah dan alunan hasapi. Tak lupa lakon yang ada dalam opera-opera batak. Semua berpadu dalam sendratari.

Kepala BPNB Aceh, Nurmatias menyebutkan, pertunjukan “Warna Danau” merupakan upaya memperkenalkan keberagaman seni dan budaya yang ada di kawasan Danau Toba. BNPB Aceh mengangkat kekayaan seni dan budaya Danau Toba ini karena merupakan bagian dari wilayah kerja BPNB Aceh yang meliputi Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. “Seni dan budaya ini menjadi pemersatu di kawasan Danau Toba,” ujar Nurmatias.

Dipilihnya Kota Padang sebagai salah satu lokasi pertunjukan menurut Nurmatias di antaranya karena sendratari “Warna Danau” ini ada kemiripan dengan seni pertunjukan yang populer di Sumatera Barat, yaitu randai. Dalam sendratari “Warna Danau” ada unsur silatnya. Jadi, pertunjukan ini bisa familiar dengan warga Kota Padang.

Pertunjukan “Warna Danau” akan menghadirkan penonton. Penonton menurut Nurmatias akan mengikuti protokol kesehatan sesuai dengan aturan masa pandemi covid-19. Tapi, tenang saja. Semua bisa menikmati pertunjukan sendratari ini. Sendratari ini juga akan ditayangkan secara virtual dan bisa dilihat oleh siapa saja. (Rizal)