Agam  

Ancaman Krisis Pangan Akibat Covid 19, Agam Level Aman

Bupati Agam saat meninjau hasil pertanian. (ist)

LUBUK BASUNG – Jika terjadi krisis pangan akibat covid 19, dipastikan Indonesia akan terkena dampaknya, tak terkecuali Sumater Barat termasuk Agam. Tapi untuk Agam, jika dilihat dari Indeks Ketahanan Pangan (IKP) 2020 termasuk tertinggi di Sumbar maka posisinya berada pada level aman.

Isu di era wabah covid 19 yang menghantam dunia saat ini sebagaimana sinyalemen badan pangan PBB Food Agricultur Organization (FAO) adalah ancaman kelaparan yang akan melanda lusinan negara di dunia.
Merespon itu Presiden Jokowi pada (13/4) telah memerintahkan kepada BUMN membuka lahan sawah baru untuk menjamin kebutuhan pangan nasional.

Agam walaupun tidak fokus pada cetak sawah baru namun siap memaksimalkan hasil pertaniannya terutama untuk menjamin ketersediaan pangan setidaknya untuk kepentingan masyarakatnya sendiri.

“Pertanian akan menjadi katup pengaman jika terjadi krisis pangan akibat covid 19” kata bupati Indra Catri, Rabu (29/4) saat meninjau lahan lahan pertanian di Sungai Puar.

Di Sungai Puar ini, sedang berkembang pesat pengembangan pertanian bawang daun, lado kutu dan sayuran.
Untuk pertanian padi sebagai komoditi utama pangan, Agam akan panen raya di beberapa kecamatan terutama Tanjung Raya dan Lubuk Basung. “Bulan ini kita Insya Allah akan panen raya padi,” katanya.

Untuk itu pihaknya mengingatkan aktifitas pertanian tidak boleh berhenti, karena sektor ini menjadi benteng terakhir jika terjadi krisis pangan. Dia menyebutkan pertanian menjadi alternatif sebagai limpahan usaha ekonomi produktif warga yang terdampak covid 19 terutama akibat pemberlakuan PSBB.

“Biasanya 35 persen mata pencarian masyarakat Agam adalah pertanian, angka itu bisa naik menjadi 40 persen akibat covid ini. Jika wabah berlanjut kemungkinan jadi 50 sampai 60 persen mata pencarian penduduk kembali ke pertanian akibat hancurnya sektor jasa dan perdagangan,” katanya.

Dia memerintahkan jajaran terkait untuk melindungi sektor pertanian dengan memastikan efektivitas penyuluhan, ketersediaan pupuk dan stabilitas harga. Khusus untuk stabilitas harga, jika pemainanan harga misalnya, Catri minta Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) untuk tampil menjadi penyeimbang.

“BUMnag telah dan terus dan diarahkan membeli komoditas pertanian mencegah permainan harga oleh spekulan” katanya.

Menindaklanjuti langkah bupati itu Kepala Dinas Pertanian Agam Arif Restu yang dihubungi mengatakan sedang mempersiapkan skenario agar katup pengaman ketahanan pangan benar-benar efektif. ” Melihat produksi, kita optimis bisa tahan jika krisis pangan melanda. Walaupun begitu kita sedang rampungkan skenario antisipasi krisis pangan itu,” katanya. (M.Khudri)