Anak SMP Ini Turut Sumbangkan Karya untuk Ibu Kota Baru

Raffi dengan disain ibu kota baru Indonesia seperti burung garuda.ist

PADANG-Sayembara disain Ibu Kota Baru Indonesia di Kalimantan Timur sebentar lagi ditutup. Dua anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Solok, Sumbar bergegas menuntaskan konsepnya.Konsep disain sebuah ibu kota yang di menampilkan landscape seekor burung garuda layaknya lambang negara. Sebuah disain yang penuh dengan makna sesuai dengan kondisi bangsa ini.

Mereka dua orang si kembar asal Sawah Aro, Kelurahan Tanjung Paku, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok.

Anak SMP tersebut yakni kembar Raffi Hamdillah (14) dan Raffi Hamdallah (14). Anak kembar ini tercatat sebagai pelajar SMPN 2 Kota Solok yang duduk di bangku kelas IX.

Selama ini, kembar ini adalah penyuka kaligrafi. Tak jarang ketika ada lomba disain, terutama kaligrafi mereka meraih juara satu.

Hanya saja untuk mewujudkan konsep rancangan ibu kota baru tersebut menjadi sebuah disain yang utuh dengan rencana anggaran biaya (RAB) ternyata butuh biaya besar. Bahkan jika disesuaikan dengan kondisi lapangan di Kalimantan Timur, setidaknya anak-anak ini membutuhkan tim. Karena mendisain ibu kota tidak seperti membuat kerajinan tangan anak sekolah.

“Paling tidak membutuhkan biaya sekitar Rp78 juta, bahan paling lambat masuknya tanggal 28 Novembre,”sebut ayah mereka Hendrianto pada Singgalang, Minggu (10/11)

Lokasi ibu kota baru yang ditetapkan berada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lainnya berada di Kabupaten Kutai Kartanaegara, Kaltim. Pun demikian, desain ibu kota juga telah dirancang oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Biaya sebanyak Rp78 juta itu selain biaya presentasi ke Kementrian PUPR. Juga untuk tim ke Kalimantan Timur melakukan survey, sehingga disainnya disesuaikan dengan kondisi tanah disana.

“Ini saya pikirkan sekarang, saya sebenarnya hanya ingin mengapresiasi konsep anak saya ini. Sementar tim yang akan membantu sudah ada, tapi kami terkendala dana,”ujarnya.

Bahkan, saat ini dirinya sudah mencoba komunikasi dengan Dinas Pendidikan Kota Solok. Begitu juga Wakil Walikota Solok, namun dia kurang optimis dengan komunikasi itu.

“Setidaknya hasil perjuangan saya nanti dapat menjadi apresiasi bagi konsep anak saya. Sehingga mereka terus berkarya,”ulas pegawai Dinas Pariwisata Kota Solok itu.

Hasil desain ibu kota baru karya buah hatinya dengan Adhesni Susanti ini, dibuat berbentuk lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila. Mereka memilih burung Garuda karena memiliki pola-pola yang tersusun dan dinamis.

Menurutnya, jika dikaitkan dengan masing-masing struktur bangunan, maka bisa ditempatkan di setiap bagian sudut lambang Garuda Pancasila. Begitupun, untuk setiap bagian yang ada di Garuda Pancasila memiliki makna tersendiri.

“Bisa menyesuaikan antara fungsi suatu bangunan dengan pola yang ada di lambang Garuda Pancasila. Perancangan lambang negara sebagai desain ibu kota ini, juga membuka sejarah baru dunia,” ujar Raffi Hamdillah.

Lambang Garuda Indonesia diklaim sebagai desain ibu kota baru yang efisien dan ramah lingkungan. Kedua bocah kembar ini mengaku, ide tersebut didapatinya dari sang ayah. Namun, untuk proses pengerjaannya, mereka berdua yang mendesain.

“Dua bulan proses pengerjaannya. Burung Garuda dipilih karena sebagai lambang kebhinekaan, lambang persatuan dan keberagaman kita rakyat Indonesia. Rancangan ini menyangkut aspek-aspek kehidupan dan seluruh aspek kebinekaan Indonesia,” katanya.

Makna efisien, menurut Raffi, adalah suatu tindakan untuk memudahkan waktu. Dimana, rancangan desain ibu kota barunya itu membuat konsep di mana transportasi dan birokrasi dibuat semudah mungkin.

“Dengan konsep ini, apa pun bentuk aspek dan birokrasinya akan berjalanan lancar dan mudah. Soal ramah lingkungan yakni, setiap jalan di setiap ibu kota baru dan sudut kota dikondisikan agar kawasan lingkungan hidup. Kawasan terbuka hijau yang banyak,” bebernya.

Mereka merancang beberapa kawasan di dalam perisai burung Garuda. Salah satunya, pusat pemerintahan kepresidenan dan kementerian dan pusat keagamaan.

“Desain yang kami buat memprioritaskan pusat kepempimpinan yaitu istana kepresidenan serta pusat-pusat agama. Ini melambangkan Indonesia negara toleransi beragama dan tidak mendiskriminasi agama,” katanya.

Istana kepresidenan ini ditempatkan di lambang bintang yang menjadikan simbol sila pertama Garuda Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Di sini, dibangun istana presiden berikut dengan Masjid.

Lalu di bagian lain, terdapat kawasan kemanusiaan yang persis berada di lambang sila kedua yaitu tali rantai. Di sini, bocah kembar tersebut mendesain untuk berbagai lembaga di luar non kementerian atau lembaga struktural.

“Misalnya mendirikan palang merah Indonesia. Selain itu, juga bisa beberapa kedutaan besar yang mana kita tahu di Jakarta banyak kantor kedutaan. Maka apabila ibu kota dipindahkan, kedutaan juga harus dipindahkan. Agar birokrasi dan kerjasama antar negara mudah dan tanpa bolak balik,” jelasnya.

Selanjutnya, terdapat kawasan yang dinamakan kawasan keamanan. Lokasi ini akan dibangun unsur-unsur keamanan seperti markas TNI dan Polri. Keberadaan kawasan keamanan ini berada di lambang pohon beringin yang merupakan sila ketiga Pancasila.

Sementara untuk lambang di sila keempat, dinamakan kawasan persatuan. Di sini, si kembar itu mendesai untuk membangun lembaga yang bersangkutan dengan kerakyatan. Seperti lembaga legislatif merupakan lembaga kinerja tentang bermusyawarahan dan menghasilkan undang-undang yang relevan serta dapat dilaksanakan unsur negara.

Sedangkan untuk lembaga yudikatif dirancang dengan diberikan nama kawasan keadilan yang terdapat lambang sila kelima. Selain lembaga yudikatif, juga terdapat bangunan perbankan serta lainnya yang berhubungan dengan kesejahteraan rakyat.

Terlepas dari perisai, bangunan untuk kawasan kementerian terdapat di leher burung Garuda. Menurutnya, desain gedung kementerian di leher burung Garuda karena sesuai dengan jumlah bulu leher dan jumlah kementerian yang ada.

“Jumlah bulu burung Garuda 45 ditambah butir rantai enam buah tentu ini sangat sesuai dengan jumlah gedung kementerian yang kita butuhkan. Bayangkan, kementerian yang gedungnya banyak tapi kita tempatkan di bagian blok sedikit tentu tidak relevan makanya ditempatkan di sini (leher),” ungkapnya.

“Masing-masing kementerian kita pandang memiliki integritas, komitmen dan hubungan antar sama lain. Ada interaksi di sini,” sambungnya.

Ada yang menarik dalam desain yang dirancang si kembar ini. Seperti gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang didesain persis berada di mata burung Garuda. Menurut mereka, ini sesuai dengan tugas KPK yang mengawasi para koruptor.

“Jadi, makna mata burung Garuda jeli dan tajam dan tidak luput memandang koruptor. Integritas KPK memberantas korupsi harus jeli,” tegasnya.

Di sekitar Gedung KPK, juga akan dibuat taman dan ruang terbuka. Di sini, juga terdapat danau yang memiliki pemandangan yang indah. Sedangkan untuk kawasan perumahan berada di bagian sayap Garuda. Hal ini untuk memudahkan akses para pejabat menuju kantor mereka masing-masing.

Kemudian dalam desainnya, juga terdapat kawasan non kementerian yang diletakkan di bawah ekor. Di sini seperti bangunan gedung BMKG dan lainnya. Terakhir, di bagian pita persis di kaki burung Garuda dibangun museum budaya se-Indonesia termasuk penginapan.

Hal ini sesuai dengan makna bhineka tunggal Ika yang artinya berbeda-beda satu jua. Tentu ada keberagaman dan di sini, museum ke 34 Provinsi di Indonesia. Dan bagian ujung ekor sebagai kawasan ekonomi kreatif.

Raffi Hamdillah dan Raffi Hamdallah tak hanya mendesain tata kota. Namun, juga beberapa desain model bangunan yang mereka buat di atas kertas. Bahkan, juga ada desain ikon Indonesia. Dan juga nama ibu kota yang mereka usulkan di antaranya Garuda Raya, Garuda Jaya, Raja Ina dan Ina Raya.

“Seluruh desain ini muncul dari wacana ibu kota baru. Dari berita yang sudah ada, ayah saya terpikir ide bagaimana berbentuk unik dan berbeda tapi bermakna. Jadi, diusulkan burung Garuda sebagai bentuk representatif terhadap ide-ide yang sudah dikembangkan,” katanya.

Hendriyanto selaku orang tua mengaku sangat bangga dengan kreativitas kedua anaknya. Meskipun ide awal muncul darinya. 104