BATUSANGKAR – Setelah ditetapkan lima titik warisan geologi di Tanah Datar oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, untuk itu Pemkab mengharapkan Badan Geologi Bandung membangun sarana dan prasarana bagi pendirian museum geologinya.
Bupati Eka Putra menyampaikan permintaan demikian pada Kepala Pusat Survei Geologi Hendra Gunawan saat mengunjungi kantornya. Dimana, Pemkab menginginkan dukungan, masukan dan saran dari pihak Badan Geologi terkait dengan langkah dan upaya pengusulan menuju geopark nasional.
Dalam keterangannya, Kasubag Propim Sekdakab, Jumat (14/1) mengatakan
dengan telah ditetapkannya lima titik warisan geologi di Tanah Datar oleh Kementerian ESDM pada 8 Desember 2021 lalu, kemarin bupati dan rombongan melakukan dialog dan audiensi.
Kedatangannya diterima Kepala Pusat Survei Geologi Hendra Gunawan, bersama Koordinator Geosains Asep Kurnia Permana, Sub Koordinator Geologi Dasar dan Terapan Aries Kusworo, Peneliti Utama Hanang Somodra dan Penyelidik Bumi Muda Dipowiguno.
Dikatakan Adi Prayitno, disamping lima titik geosite tersebut, masih ada warisan geologi di Tanah Datar dirasa perlu ditetapkan sebagai warisan geologi, seperti Ngalau Pangian di Lintau Buo, mata air panas Padang Ganting dan Pariangan, Talago Biru di Padang Ganting, Sesar Semangko disepanjang danau Singkarak.
Pemkab juga mengharapkan Pusat Survei Geologi untuk melakukan kajian dan penelitian untuk mengidentifikasi penambahan geosite dan dukungan bagi pengadaan sarana dan prasarana museum geologi.
“Pemkab Tanah Datar saat ini benar-benar fokus dan serius mengembangkan geopark. Semoga dengan konsep ini pengembangan destinasi wisata Tanah Datar semakin tertata dan terkelola,” ujarnya.
Ditambahkannya, saat itu Pusat Survei Geologi mengakui peran dari warisan geologi (Geoheritage) yang telah ditetapkan Menteri ESDM RI merupakan modal penting dalam membangun geopark di Tanah Datar. (ydi)
