46 Doktor Unand Sajikan Produk Paten Pengembangan Kesehatan

PADANG-Sebanyak 46 produk intelektual doktoral disajikan pada Unand Doctoral Series #1, Selasa (24/11). Pada konferensi kesehatan tersebut, presentasi ditekankan pada produk inovatif dalam konteks penguatan kesehatan reproduksi dalam masa adaptasi kebiasaan baru Covid-19.

Seperti yang dikatakan Sekretaris Dekan Fakultas Kedokteran Unand, Hardisman, kegiatan ini hadir karena pentingnya link and match, sehingga pembelajaran pascasarjana menjadi relevan dengan dunia nyata. Hal ini pun mendorong kampus untuk melakukan berbagai kegiatan atau kemitraan yang sesuai dengan realitas di dunia nyata.

“Karya intelektual ini juga hasil pendidikan berbasis outcome (outcome based education) sebagai upaya peningkatan kualitas perguruan tinggi, yang bisa digunakan sebagai landasan kebijakan, program, pemenuhan kebutuhan bahkan hasilnya dapat digunakan sebagai solusi atas persoalan kesehatan reproduksi dan kesehatan masyarakat,” jelasnya.

Adapun pada kegiatan ini, 46 orang doktor akan menyajikan produk paten terkait pengembangan kesehatan di Indonesia. Produk intelektual ini sudah melalui proses inkubasi, yang kemudian diperkenalkan dan pastinya memerlukan kolaborasi dengan para pihak pentahelix, baik dengan organisasi nirlaba, maupun dunia industri atau perusahaan teknologi industri, pemerintah, LSM, komunitas dan media.

“46 orang ini adalah peserta aspiratif produk intelektual dengan partisipan dari seluruh Indonesia. Ada dari Jakarta, Lampung, Bengkulu, Medan dan Padang. Partisipasi juga banyak, karena kegiatan ini diselenggarakan secara virtual, sehingga daya cakupnya lebih luas,” katanya.

Hardisman mengatakan, pembahasan tentang kesehatan reproduksi ini mencakup beberapa hal, seperti KB, IMS dan HIV-AIDS, kesehatan reproduksi remaja hingga kesehatan lansia.

Selain itu juga ada beberapa pembahasan terkait kesehatan, seperti teknologi tepat guna pengolahan limbah medis dan APD, inovasi media dan komunikasi perubahan perilaku masyarakat, upaya peningkatan akses air bersih dan perbaikan sanitasi lingkungan, inovasi pencegahan kekerasan berbasis gender dalam masa pandemi, hingga strategi pelaksanaan program KB berbasis hak dalam adaptasi kebiasaan baru.

“Selain mensosialisasikan pencanangan Knowledge Hub Unand dengan jejaring pentahelik kesehatan reproduksi Indonesia, kegiatan ini juga ditujukan untuk mengkaji aspek akademik bidang keilmuan kesehatan masyarakat yang dikaitkan dengan situasi terkini,” kata Hardisman, selaku panitia pengarah pada acara tersebut.

Konferensi kesehatan yang dilangsungkan FK Unand melalui Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Doktor bekerjasama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) juga menghadirkan narasumber Dirjen Dikti, Prof. Nizam, Menteri Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. Bambang Soemantri Brodjonegoro, Sekjen Kemkes, Oscar Primadi dan Ketua Umum IAKMI Pusat, Ede Surya Darmawan. (wahyu)