20 Petani Diberi Pengetahuan Sistem Tanam Jarwo

PARIAMAN – Sebanyak 20 petani dari tiga Kelompok Tani (Keltan) di Desa Kampung Gadang, Kecamatan Pariaman Timur, diberikan pengetahuan tentang menanam padi dengan sistem Jajar Legowo (Jarwo) melalui sekolah lapangan.

Sekdis Pertanian, Pangan dan Perikanan (PPP) Kota Pariaman, Ferialdi mengatakan Sekolah Lapangan menanam padi sistem Jarwo ini, dapat memperkuat pengetahuan petani tentang bagaimana membudidaya tanaman padi. Dengan sistem Jarwo, disamping jumlah populasi tanaman meningkat, perawatan dan pemeliharaan tanaman padi juga menjadi murah.

Ia menambahkan, dalam kondisi inflasi daerah saat ini, sektor pertanian merupakan salah satu yang dihandalkan untuk menekan inflasi daerah, terutama untuk ketahanan pangan keluarga. Dengan menerapkan sistem Jarwo, tentu produksi padi kita akan meningkatkan, yang nantinya berujung kepada peningkatan kesejahteraan petani.

“Kami juga mengapresiasi pemerintah Desa Kampung Gadang, yang telah mengalokasikan 20 persen dana desa, untuk program ketahanan pangan, karena kami meyakini, dengan ketahanan pangan yang kuat, maka akan membantu pemerintah dalam pengendalian inflasi daerah,” ungkapnya di Desa Kampung Gadang Padusunan, Kecamatan Pariaman Timur, Rabu (5/10).

Ferialdi juga menjelaskan, bagi petani Sekolah Lapangan ini, bukan sekedar belajar dari pengalaman saja, melainkan suatu proses sehingga petani, dapat menguasai proses ilmu yang baru dan dinamis, yang dapat diterapkan dalam lahan pertaniannya.

“Hal ini penting, karena di zaman sekarang ini, sarat dengan unsur perubahan. Diharapkan agar proses Sekolah Lapangan tanam padi Jarwo ini, dapat menyiapkan petani tangguh yang mampu menghadapi dinamika sekarang dan tantangan masa depan,” tuturnya.

Sementara itu Kepala Desa Kampung Gadang Padusunan, Amri Maldi mengatakan, pihaknya telah menganggarkan dana desa sekitar Rp170 juta untuk program ketahanan pangan di Desa Kampung Gadang Padusunan, yang salah satunya yaitu sekolah lapangan tanam padi jarwo yang mereka laksanakan saat ini.

“Adapun program ketahanan pangan di Desa Kampung Gadang Padusunan, yaitu padat karya tunai desa sebesar Rp. 30 juta, bantuan ayam sebesar Rp. 41 juta, bantuan itik sebesar Rp. 38 juta dan SL tanam padi Jarwo ini sebesar Rp. 67 juta,” terangnya.

Ia juga mengapresiasi keikut serta koordinator dan penyuluh pertanian dari DP3 Kota Pariaman, yang ikut mendampingi, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan program ketahanan pangan di desanya.

Narasumber dalam Sekolah Lapangan tanam padi Jarwo adalah Ir. Djoni, mantan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Sumatera Barat, yang sekaligus praktisi di bidang pertanian.

Djoni mengatakan, banyak hal-hal sepele yang diabaikan petani di lapangan, padahal itu penting fungsinya. Contohnya tentang membakar jerami pada setelah petani melakukan panen. Menurutnya, hal tersebut yang merugikan bagi petani, karena apabila jerami padi itu dilapukkan di lahan sawah, maka akan menjadi pupuk alami, dan dapat meningkatkan kesuburan tanah.

Contoh lainya yaitu penggunaan pestisida saat mengendalikan hama, banyak para petani menggunakan pestisida dengan berlebihan, yang secara tidak langsung akan membunuh musuh alami hama itu sendiri.

Djoni juga meyinggung tentang sifat malas petani dalam berusaha tani, seperti tidak merawat tanaman dengan baik. “Kita tanam budi dulu, baru mereka membalas budi,” tukasnya. (agus)