Varian Baru Covid-19 Delta Plus Ancam Payakumbuh

Riza Falepi. (ist)

PAYAKUMBUH-Varian baru virus corona dengan nama delta plus, serang Singapura. Hal itu membuat walikota Payakumbuh memerintahkan jajarannya untuk waspada. Apalagi Singapura dan Kota Payakumbuh bisa dikatakan tidaklah jauh. Karena banyak juga warga Payakumbuh yang bermukim di negeri singa itu.

Walikota Payakumbuh Riza Falepi, kepada wartawan, Kamis (4/11), mengaku khawatir dengan keberadaan varian baru Covid-19 bernama delta plus, yang saat ini sudah ditemukan di Singapura. Dan diprediksi akan segera menular juga ke Indonesia, Sumatera Barat, bahkan juga Kota Payakumbuh.

“Dari informasi yang kita peroleh, Singapura kini mencatat kasus Covid-19 sebanyak 2 ribuan kasus per hari. Akibatnya, sekitar 60 persen dari 219 tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) yang disediakan untuk pasien Covid-19 sudah penuh. Kita sangat mengkhawatirkan sekali keadaan ini. Dan kita berharap hal itu tidak terjadi di daerah kita ini. Oleh sebab itu, kita mesti waspada menghadapi segala kemungkinan yang bakal terjadi,” ujarnya.

Riza juga menjelaskan, banyak pasien yang sakit kritis di ICU rumah sakit di Singapura. Beberapa di antaranya diinkubasi dan membutuhkan ventilator mekanis untuk bernapas. Dan semuanya membutuhkan perawatan berkelanjutan dari tim ICU.

“Dari informasi yang kita dapatkan, pasien-pasien di Singapura ini tinggal selama rata-rata 11 sampai 15 hari di ICU. Dan beberapa dirawat sampai satu bulan. Ini sangat memprihatinkan sekali. Apalagi kalau hal ini sampai terjadi di daerah kita ini,” tambahnya.

Dikatakan, kalau hal itu terjadi di Kota Payakumbuh akan sangat rumit sekali. Apalagi rumah sakit di Kota Payakumbuh selain kasus Covid-19, ada juga harus menampung pasien non-Covid-19 dengan kondisi medis yang mengancam jiwa serta memerlukan perawatan intensif. Dan akan menambah beban berkelanjutan, yang harus ditanggung rumah sakit bila varian baru menyerang warga. “Kita akan sangat kesulitan sekali. Karena akan sulit kita bila mengurangi tempat tidur ICU non-Covid-19, untuk mengatasi lebih banyak pasien Covid-19 nanti,” kata Riza.

Riza juga menjelaskan, bahkan di Singapura, booster vaksin juga sudah diberikan untuk membantu mengurangi penyakit parah di antara lansia yang divaksinasi. Serta Singapura juga sudah 85 persen memvaksinasi penduduknya. “Kabarnya yang makan babi yang lebih diserang. Kita nggak makan babi, semoga lebih tahan. Tapi kita harus ambil langkah cepat, dengan tetap menegakkan protokol kesehatan dan mempercepat vaksinasi ke rumah-rumah warga yang belum divaksin. Kita juga sudah meminta lurah untuk mempercepat vaksinasi door to door dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan kota,” pungkasnya. 207