Untuk Maju, Mindset Sumbar Harus Diubah

Dirut PT. Semen Padang, Yosviandri saat berdiskusi dengan para pemred dari Jarigan Pemred Sumbar di Padang, Rabu (19/2) di Padang (foto humas ptsp)

Akademisi Unand Ilham Aldelano Azre, menilai kekinian dengan market pasar di Sumbar hanya 10 persen dari total produksi, jadi holding Semen Indonesia adalah pilihan cerdas yang diambil manajemen PT Semen Padang.

“Bertahan dengan kemandirian seperti minta spin off manajemen, jika itu dilakukan maka PT Semen Padang mundur seperti di era tahun kebangkitan PT Semen Padang yakni 1958 lalu,” ujar Azre biasa dosen FISIP Unand disapa wartawan di Padang. Pasar akan diserbu, sedang Semen Padang sedang sendirian di tengah ladang perburuan. Jika sekarang, kata Azre, kompak bersama grup Semen Indonesia.

Sementara owner tribunsumbar.com Adrian Toaik mengatakan euforia masa keemasan pasar semen di Sumbar sudah lewat, sehingga itu keinginan PTSP pisah dari holding Semen Indonesia sebaiknya disimpan saja.

“Pabrikan besar dunia dan regional justru mempergencar networking dan memperluas pasar, kalau Semen Padang spin off manajemen, apa nggak rugi nantinya, pasal lokal Sumbar sudah stag,”ujar Adrian.

Yosviandri menekan PT Semen Padang tetap memiliki koor bisnis mengikuti market global.

“Etentitas bisnis tetap kita pertahankan dengan tidak meninggalkan aura Semen Padang sebagai pabrik tertua di Asia Tenggara yakni 1910, tapi pasar modern tentu mengikuti trend yang digariskan PT Semen Indonesia,” ujarnya.

Bagi PT Semen Padang kesatuan visi dalam mengemban amanat tugas menjadi indikator produksi dan punya share market yang luas sangat dibutuhkan. “Kita siap dikritik untuk konstruktif dan kami percaya media di Sumbar bisa menyampaikan sesuatu itu dengan ‘tabayun’ dulu sebelum menshare ke ranah pembaca,”ujar Yosviandri.

Jalan Tol Itu Penting

Ratusan sopir truk Sumatera Barat tiap hari menyabung nyawa di jalan yang membelah punggung Bukit Barisan. Kalau naas, pahlawan ekonomi ini menemui ajal di atas roda. Jalan tol, bisa meminilisir kejadian itu, selain memperpendek jarak.

“Jalan tol Sumatera pasti dibangun, seperti sirip ikan akan jadi katalisator pertumbuhan ekonomi dan sekaligus kesejahteraan rakyat di sekitarnya. Sekarang pola distribusi orang dan barang menyebar, maka tol akan mengubahnya menjadi linier dan cepat,” kata Yosviandri, yang didampingi Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan, Oktoweri.

Menurut dia, PT Semen Padang sekarang sedang menerima daftar permintaan semen untuk Bengkulu, sementara untuk Sumbar masih belum. Kelak, tol Sumatera akan membujur di punggung bukit barisan bagai tulang ikan, kemudian akan ada sirip-siripnya ke kota-kota di barat dan di timur pulau. Sekarang, PT Semen Padang jika hendak mengirim klinker ke Dumai, maka harus dengan kapal lewat ke ujung Sumatera di Aceh atau ke Lampung, baru kemudian berbelok ke arah Riau.