Padang  

Trotoar… Kondisimu Kini

Trotoar di sepanjang jalan Dr. Hamka Kecamatan Padang Utara Kota Padang sudah sangat tidak layak untuk digunakan. Tidak hanya rusak parah, badan trotoar juga dipenuhi pot-pot bunga berukuran besar. (Hirval)

PADANG—“Tiiit….. Di trotoar jalan… ingin capek mati…” Suara lantang itu mengejutkan dua wanita muda berjilbab yang sedang berjalan dengan posisi bergandeng di pinggir Jalan Dr. Hamka antara Simpang Tunggul Hitam dan kampus Universitas Negeri Padang Air Tawar Padang.

“Astagfirullah… terkejut aku,” spontan salah seorang wanita muda itu setengah berteriak.

“Sabar… sabar. Jangan pingsan pula kamu. Ndak kuat aku ngangkat kamu doh,” ujar wanita berjilbab coklat tua, teman wanita berjilbab hitam yang tadi berteriak.

“Kita berhenti dulu…,” katanya sambil menarik ke trotoar jalan yang masih tersisa.

Tek lama berselang. “Hati-hati…. Jangan terlalu ke pinggir. Ada kereta api yang mau lewat. Nanti kalian tertabrak kereta api,” suara seorang laki-laki mengejutkan dua wanita tadi yang masih terlihat nanar.

“Ruas jalan ini memang cukup berbahaya untuk pejalan kaki,” kata Doni, warga Air Tawar, Minggu (7/6).

Menurut Doni, ketika melewati ruas jalan tersebut pejalan kaki seperti harus makan si buah malakama. Tidak tahu kemana akan berjalan karena tidak bisa berjalan sepenuhnya di trotoar ruas jalan itu.

“Memilih berjalan di pinggir jalan raya, ratusan kendaraan siap untuk menyambar. Terutama di jam-jam pagi karena semua orang tergesa-gesa ke tempat tujuannya. Apalagi di pagi hari sering terjadi kemacetan di lokasi ini. Tidak kalah mematikan, jika memilih berjalalan di antara trotoar dan rel kereta api tidak tertutup kemungkinan akan terseret kereta api yang lewat jalur itu,” kata Doni, panjang lebar.

Kecemasan yang sama diucapkan Ujang, warga sekitar. Menurut peluang terjadinya kecelakaan di ruas jalan itu semakin besar dikarenakan kebiasaan pejalan kaki yang menelpon sambil jalan atau malah menggunakan headset ketika berjalan.

“Ketika mereka sudah asik sendiri, tak tertutup kemungkinan mereka tidak akan mendengar klakson kendaraan serta datangnya kereta api,” ucap Ujang.

Pantauan di lapangan memang kondisi trotoar di jalan tersebut memang mengkhawtirkan. Banyak paving blok nya yang sudah copot. Selain itu, belasan pot bunga berukuran besar berjejer di trotoar ruas jalan tersebut. Pejalan kaki yang melewati jalan tersebut memang harus turun ke jalan atau berjalan antara trotoar dan rel kereta api jika melewati daerah itu.

“Kita berharap keberadaan trotoar ini mendapat perhatian serius pihak yang berwenang. Di saat jalan-jalan lain mulai memiliki trotoar yang lebar dan nyaman, di sini dibiarkan separah ini bertahun-tahun. Padahal, pejalan kaki cukup banyak yang melewati jalan ini karena menjadi pelintasan mahasiswa ke kampus atau sekolah,” harap Ujang. (Hirval)