Tokoh Masyarakat Tanah Datar Muhammad Idrus Suarakan Tolak Politik Uang

Tokoh masyarakat Tanah Datar Muhammad Idrus dihadapan sejumlah wartawan. (yusnaldi)

BATUSANGKAR – Adanya pemilihan wali nagari serta lahirnya anggota dewan yang berkualitas dari proses demokrasi merupakan keinginan dan selalu disuarakan masyarakat.

Keinginan dan suara ini dihembuskan tokoh masyarakat Tanah Datar Muhammad Idrus, yang menyampaikan keprihatinan akan hasil atau produk Pemilu sebelumnya.

Untuk ini, ia bersama timnya menyebar dan memajang baliho di 50-an nagari yang bakal melakukan pemilihan wali nagari (Pilwana), dan tempat strategis lainnya dengan isi menolak politik uang.

“Ini hanya gerakan moral saja, yang saya lakukan secara pribadi saat Pilwana dan Pileg nanti dengan maksud mengajak kesadaran masyarakat dalam politik,” kata Muhammad Idrus dalam pertemuannya dengan pers di Piliang Nagari Limo Kaum, Sabtu (8/7).

Ia berharap dengan upaya ini akan bisa membuat referansi bagi masyarakat betapa tidak baiknya memberi-menerima uang, yang dilakukan calon wali nagari atau calon anggota dewan.

Menurutnya, bila nanti calon tersebut terpilih atau duduk dilegeslatif mereka akan mengumpulkan uangnya kembali, dan lupa akan janji-janji yang ditebar saat kampanye.

“Baliho saya berisi menolak menerima uang akan dipasang pada 75 nagari nantinya dengan satu keinginan agar masyarakat sadar betapa tidak baiknya politik uang,” tandasnya.

Masyarakat, lanjutnya, berharap wali nagari dan anggota dewan yang berhasil nantinya mampu berkomunikasi lebih baik dalam membangun nagari dan daerah sehingga tak melupakan pemilihnya begitu saja.

Ia mengingatkan bila wali nagari bila terpilih janganlah lupa masyarakatnya dan memimpin dengan adil, tapi melihat lagi siapa memilih siapa.

Menurutnya, wali nagari tidak semata duduk di atas meja, namun selalu berada dan tahu masyarakat.

“Demikian juga anggota dewan bila terpilih haruslah tahu dan memperjuangkan masyarakatnya. Janganlah lupa dan hilang begitu saja,” tandasnya.

Ia mengaku punya pengalaman nyata dengan perilaku anggota dewan yang didukungnya. Jangankan untuk bertemu, mengangkat telpon saja tidak mau. (ydi)