Tips Meliput Investigasi Ala Dandy Dwi Laksono

Pada tahap produksi, tentukan progress report/update (konten). Rantai koordinasi (proses) Back Up system (tim, logistik, security, dll).

Melakukan assessment, mengambil keputusan (Plan A, Plan B, respon, dll), dan mematangkan konsep pengemasan dan publikasi.

Untuk tahap publikasi, pastikan kualitas dan kelaikan konten (internal tim). Lakukan quality control (peer review, “devil advocate”), lalu timing (lead in, D-Day, lead out), space pengemasan/presentasi, promosi/distribusi (amplifikasi, impact/influence) dan respon publik.

Sementara untuk mengajukan proposal liputan investigasi, pastikan ada latar belakang kasus. Data-data awal yang dimiliki. Hipotesis (tuduhan awal) atau angle liputan. Narasumber primer / wishtle blower yang dimiliki. Tahap-tahapan operasional (liputan). Target liputan (narasumber, visual, bukti, dll), penilaian risiko, rancangan biaya, dan teamwork.

Penyamaran

Dalam menjalankan jurnalisme investigasi, seorang jurnalis bisa melakukan penyamaran dengan tetap mengutamakan keselamatan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yakni dengan cara melebur (immerse). Pada tahap ini Jurnalis menjadi bagian dari cerita (subyek).

“Berikutnya menempel (embedded), yakni Jurnalis menjadikan subyek lain sebagai “kuda troya”, dan terakhir berjarak (surveilance) yakni Jurnalis tidak melakukan kontak dengan target,” kata Dandhy.

Ia mengatakan, contoh liputan investigasi dengan metode immerse pada laporan Panda Nababan (Sinar Harapan), dengan laporan “Penyelundupan di Tanjung Priok, 1971. Sedangkan dengan metode embedded laporan investigasi Yuni Eko dkk (RCTI), dengan judul laporan “Perdagangan Ginjal Indonesia – Singapura, 2007, dan dengan metode surveilance/observation, laporan Dandhy dkk (Watchdoc) dengan judul laporan “Pulau Plastik, Jawa Timur 2019”.

Sedangkan liputan dalam liputan (Cover Story), Jurnalis membuat liputan ”pengecoh” agar mendapatkan semua akses.

Untuk lancarnya sebuah liputan investigasi, rencana harus dibuat matang berikut dengan biaya-biaya yang akan timbul sebagai konsekuensinya. Baik terkait akomodasi, transportasi, komunikasi, konsumsi, dan biaya-biaya lainnya serta biaya tak terduga.
Memang untuk sebuah liputan investigasi, butuh biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, semua harus dilakukan secara logis, natural, blended, detail, decoy, dan exit.

Pelatihan Jurnalisme Investigasi untuk jurnalis perempuan dengan pemateri Dhandy Dwi Laksono, berlangsung selama dua hari Sabu dan Minggu (4-5 Juni 2022). Pelatihan selama dua hari itu diikuti sebanyak 40 lebih anggota Forum Jurnalis Perempuan Indonesia, yang bekerjasama dengan Kedutaan Besar Australia. (*)