Tips Meliput Investigasi Ala Dandy Dwi Laksono

PADANG-“Laporan investigasi merupakan laporan yang menunjukkan (show), menunjukkan apa dan siapa (what dan “who), dan membeberkan persoalan dengan bergerak maju ke pertanyaan, bagaimana bisa, sampai sejauh apa, dan siapa saja,” kata Dandhy Dwi Laksono, yang menjadi narasumber dalam webinar yang diselenggarakan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Australia pada 4-5 Juni 2022.

Ia mengatakan, cara mudah membedakan mana liputan biasa, talk show, dengan laporan investigasi, bisa dicontohkan dengan hujan.

Jika si A mengatakan di luar hujan dan si B membantah, tugas jurnalis itu keluar ruangan dan membuktikan sendiri. Ini disebut liputan atau reportase.

“Jika hanya mengutip atau mengadu pernyataan si A dan si B disebut “talkshow”. Ini yang paling mudah dan murah,” tambahnya.

Sementara yang membuktikan di luar hujan tapi hasil rekayasa cuaca, itulah jurnalisme investigasi.

Laporan investigasi dapat mengungkap kejahatan (yang ditutup-tutupi) terhadap kepentingan publik. Selain itu menyangkut temuan baru (meski bukan kasus baru). Ada tuduhan/hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.

“Mengurai dan memetakan persoalan/aktor secara lugas dan konklusif. Merangsang reaksi publik (impact/influence),” ungkapnya.

Laporan investigasi diawali tuduhan, dibuktikan, lalu disimpulkan. Sementara kekuatan laporan investigasi tergantung pada media penyajiannya.
Jika dalam bentuk cetak, maka kekuatannya ada pada data, dokumen, foto, deskripsi lapangan (naratif) .

“Jika disajikan di radio, kekuatannya ada pada kesaksian, laporan pandangan mata di lapangan, dan emosi,” ujarnya.
Jika disajikan secara visual, maka kekuatannya ada pada rekaman peristiwa dan footage temuan lapangan.

Pada tahap perencanaan, jurnalisme investigasi memerlukan teamwork (spesialisasi/kompetensi, front row/back row).

Pada praliputan (Riset, Observasi/Survei, Pre-interview) TOR, Wishtlist,

Lanjut pada proposal dengan menyiapkan plan A, plan B, dan seterusnya. Untuk strategi peliputan, tentukan metode, logistik, dan manajemen risiko. Pada skenario publikasi dan pasca publikasi, tentukan timing, impact, dan reaction yang akan timbul.