Tentang Ibadah Puasa; Lain Rasulullah, Lain Pula Puasa Kita

M. Khudri

Kebiasaan Nabi yang ketiga, kalau salat malam pada bulan Ramadhan beliau tidak membatasi waktu dan jumlah rakaatnya walau dalam hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah, Nabi Salallahuwa’alaihiwassalam, pernah berjamaah hanya 8 rakaat ditambah 3 rakaat witir. Tapi di rumah, beliau salat sepanjang malam sampai bengkak kakinya.

Dimasa Rasulullah intensitas beribadah makin meningkat setelah pertengahan Ramadhan terutama 10 akhir Ramadhan. Nabi bahkan itikaf di masjid diikuti oleh isteri beliau Aisyah, Rasulullah beribadah dan bermunajat kepada Allah.

Sedangkan kita pada umumnya meramaikan masjid untuk salat Tarawih hanya satu minggu pertama, minggu minggu berikutnya kebanyakan kita meramaikan kegitan kegiatan buka bersama, kemudian ke pasar pasar, mall mall. Masjid-masjid di penghujung Ramadhan makin sepi.

Dengan membandingkan kebiasaan Ramadhan kita dengan Rasulullah menjadi bahan evaluasi kepada kita.
Waktu yang disediakan Allah dimas covid 19, seyogyanya kita manfaatkan secara maksimal untuk beribadah dibulan mulia ini, kalau tidak akann bisa menyamai kualitas Nabi, semampu kita saja, minimal sebulan tammat Alquran, rutin tahajjud dan salat dhuha dan perbanyak berzikir. (*)