Talempong Botuang Silungkang Oso jadi Warisan Budaya tak Benda

Talempong Botuang Silungkang Oso menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Sekaligus menambah khasanah budaya Sawahlunto yang masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia setelah Songket Silungkang dan Bahasa Tangsi.

Misri Yeni, anak almarhum Umar Malin Parmato menampilkan alat musk Talempong Botuang, yang kini jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.(istimewa)

 

SAWAHLUNTO – Talempong Botuang Silungkang Oso menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Sekaligus menambah khasanah budaya Sawahlunto yang masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia setelah Songket Silungkang dan Bahasa Tangsi.

Talempong Botuang yang terbuat dari bambu ini ditetapkan dalam Sidang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) 2023 di Hotel Millenium Jakarta, Kamis (31/8).

“Kedepan, kita akan membuat program pelestarian bersama Dinas Pendidikan agar alat musik Talempong Botuang ini menjadi bahan ajar muatan lokal di sekolah,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Sawahlunto, Hilmed, Jumat (1/9).

Sidang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) 2023 yang digelar Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi diikuti 34 kota dan provinsi. Sumbar, salah satunya mengajukan alat musik Talempong Botuang dari Desa Silungkang Oso, Kecamatan Silungkang, Sawahlunto.

Disebutkan Kepala Dinas Hilmed, Bahasa Tangsi diakui menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia di 2018. Setahun kemudian di 2019, Songket Silungkang. Kini, di 2023 Talempong Botuang diakui pemerintah sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

Kepala Bidang Kebudayaan dan Peninggalan Bersejarah, Dinas Kebudayaan Sawahlunto, Syukri yang juga hadir dalam sidang penetapan WBTBI itu mengemukakan, sejak 2016 alat musik Talempong Botuang sudah tercatat di website Kemendikbudristek bersamaan dengan pengusulan Bahasa Tangsi dan Songket Silungkang.

“Pelestarian kita lakukan dalam bentuk program penampilan kesenian daerah dan festival. Selain itu juga dilakukan pengumpulan bahan-bahan tulisan naskah akademis serta jurnal terkait Talempong Botuang,” sebut Syukri.

Alat musik Talempong Botuang pertama kali dibuat dan digunakan Umar Malin Parmato Warga Desa Silungkang Oso. Di perjalanannya menjadi khas budaya warga setempat. Umar Malin Parmato meninggal di Usia 86 tahun.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid usai sidang Warisan Budaya Tak Benda Indonesia itu mengingatkan, perlunya komitmen pemerintah daerah selaku pemangku kepentingan untuk melestarikan warisan budaya tak benda.

“Lebih penting lagi, kita minta pada pemerintah daerah agar melibatkan komunitas dan lintas lembaga. Selain itu, perkuat ekosistem kebudayaan,” sebut Hilmar Farid.(201)