Listiya selaku auditor TUV Rheinland mengatakan Skema pembiayaan sertifikat CHSE seharusnya berbayar tetapi
dibantu dana APBD, untuk satu desa wisata ada 30 unitusaha untuk satu kali sertifikasi.
Selama dua hari audit. Audit terdiri dari dari 4 dimensi yakni dimensi kebersihan, kesehatan, keselamatan dan
kelestarian lingkungan.
“TUV Rheinland ditugaskan audit usaha di Sumbar. Ini perdana di Sumbar dilanjutkan 6 destinasi lagi,”
tuturnya.
“Surveilance atau pengechekan bagi penerima Sertifikat dilakukan pertahun dengan langsung mengunjungi tempat
usahanya.
Direktur Standarisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diwakili Agus Priyono mengatakan Adapun persyaratan setiap dimensi kebersihan keselamatan dan kelestarian lingkungan memenuhi kriteria tata kelola kesiapan sumber daya manusia, dan partisipasi tamu.
“Jika pada saat surveilance ditemui tidak memenuhi persyaratan bisa saja sertifikasinya dicabut, tiga tahun
selanjutnya pendaftaran ulang dengan sertifikasi 1/3 dari biaya pendaftaran awal,” tegasnya. (soesilo)