Sempat Terpuruk, Bangkit, Perwira Kapal Kembali Berlayar Berkat JKN KIS

Jasril dan Dwi Widati, bersama tiga jantung hati mereka saat menghabiskan masa libur di kawasan wisata Sumbar. doc pribadi

 

PADANG-Jasril (57) memandang tiga jantung hatinya yang kini telah tumbuh besar. Sesekali dia menatap teduh pada Dwi Widati, sang istri yang telah menemaninya sejak belasan tahun lalu. Tatapan sedalam samudera itu berbalas, dengan senyum tulus dari ibu tiga anaknya.

Hidup terasa hidup begitu nikmat baginya karena punya seorang istri yang setia hingga dia menua. Kesetiaan dan kecintaan Dwi Widati pada sang suami dibuktikan dengan memberikan ginjalnya untuk ayah anak-anaknya lewat program transplantasi ginjal.

Jasril adalah salah satu pasien penerima donor ginjal RSUP M Djamil Padang. Dia merupakan pasien pertama transplantasi ginjal perdana Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di rumah sakit milik pemerintah pada 2015 lalu.

Proses transplantasi ginjal yang dijalani Jasril sebagai penerima ginjal dan Dwi Widati sebagai pendonor ginjal berjalan sesuai harapan. Terjadi kecocokan pencangkokan ginjal antara pasangan suami istri tersebut.

Waktu berjalan dengan cepat. Tujuh tahun sudah pasca menjalani transplantasi ginjal. Jasril terus beraktivitas sebagai perwira sebuah kapal yang sempat dia tinggalkan karena gangguan ginjal.

“Di tubuh saya ini ada ginjal istri saya. Tanpa ginjal pemberian istri mungkin saya tidak sesehat seperti sekarang,” ujar Jasril pada Topsatu.com, 7 Agustus 2022. Jasril di Padang menghabiskan masa libur setelah enam bulan berlayar di lautan luas,

Selama tujuh tahun belakang, Jasril bergantung pada ginjal pemberian ibu dari tiga anaknya. Proses pencangkokan ginjal dari sang istri tidak akan dia lupakan seumur hidup. Dimana ketika itu, kondisinya begitu terpuruk pasca semua harta yang dia miliki terkuras habis untuk pengobatan ginjal. Itu karena cuci darah dua kali seminggu selama satu tahun lebih, ditambah obat-obatan dengan harga mahal

“Dulu saya tercatat sebagai pasien umum. Tak terbayang kalau biaya berobat ginjal akan menguras semua harta saya. Ini pengalaman hidup memilukan,” kenang Jasril, yang akhirnya menemukan jalan persoalan pengobatan lewat program JKN KIS.

Jasril mengenal program hebat dari pemerintah itu dari seorang petugas RS Cikini, yang bertanya tentang status dirinya saat berobat.

“Petugas itu bertanya ke istri, saya statusnya pasien umum atau BPJS Kesehatan. Istri saya jawab, pasien umum,” ujar Jasril.

Lalu petugas itu menjelaskan panjang lebar tentang program JKN-KIS. Hanya dengan membayar iuran rutin setiap bulan sesuai kelas yang diinginkan peserta, maka seluruh biaya pengobatan akan ditanggung. Begitu pula dengan penyakit ginjal yang dia derita ketika itu.