Sembilan Desa di Pariaman Dapat Kucuran Dana Padat Karya Tunai

PARIAMAN – Sembilan desa di Kota Pariaman mendapatkan kegiatan Program Padat Karya Tunai (PKT) melalui program Kotaku 2021.

Demikian dikatakan Walikota Pariaman, Genius Umar saat membuka sosialisasi PKT Cash For Work (CFW) Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Ruang Rapat Walikota Pariaman, Rabu (10/3).

Genius Umar menyampaikan masing-masing desa mendapat alokasi dana sebesar Rp 300 juta. Rp 300 juta diantaranya sekitar Rp 180 juta digunakan untuk upah pekerja.

Adapun sembilan desa tersebut yang mendapat program tersebut yakni Desa Rawang, Desa Kampung Baru, Desa Pauh Barat, Desa Palak Aneh, Desa Padang Cakur, Desa Cubadak Air, Desa Cubadak Air Selatan, Desa Tungkal Selatan dan Desa Sintuk.

Sedangkan Desa Sungai Sirah mendapatkan Rp1 miliar dari program Kotaku untuk pembangunan galeri.

Walikota berharap, yang bekerja nantinya minimal satu rumah ada satu pekerja yang dilibatkan dalam program padat karya ini.

Lebih lanjut, Genius juga meminta kepala desa juga ikut mendampingi dan mengawasi serta membentuk kelompok didesa yang bertugas memantau dan melaksanakan pemiliharaan pekerjaan padat karya ini.

“Kepada pendamping atau fasilitator agar mendampingi dilapangan, dan mudah-mudahan bermanfaat bagi masyarakat,” ulasnya

Dikatakannya, setelah sosialisasi ini selesai, nantinya akan diusulkan kembali desa yang lain. “Mudah-mudahan bisa terlaksana karena masyarakat kita masih terdampak Covid-19. Mudah-mudahan program yang dibantu dari pemerintah pusat ini bisa bermanfaat bagi kita semua,” terangnya.

Sementara Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup, M. Syukri mengatakan kegiatan Program Padat Karya Tunai ini adalah tindak lanjut dari kegiatan Progran Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pada 2015. Di Sumatera Barat hanya 11 kabupaten/kota yang mendapat program ini.

“Alhamdulillah, Kota Pariaman termasuk yang terbanyak mendapatkan program ini di Sumatera Barat. Kita mendapatkan sembilan desa untuk PKT, dengan masing-masing desa mendapat dana Rp 300 juta dan satu desa pembangunan galeri dengan dana sebesar Rp1 miliar,” ujarnya.

Sementara untuk pembangunan galeri tidak hanya digunakan untuk promosikan produk UKM tetapi juga digunakan cafe. Sehingga orang yang berkunjung kesana tidak hanya produk UKM saja tetapi ada daya tarik lainnya,” pungkasnya. (agus)