Hukum  

Sedihnya Guru SMPN 5 Aua Malintang karena Pompa Air Dicuri

Pompa air SMPN 5 Aua Malintang hilang. (ist)

PARIK MALINTANG – Guru-guru SMP Negeri 5 Kecamatan IV Koto Aua Malintang benar-benar sedih ketika mesin pompa air yang mereka beli dengan uang hasil iuran selama satu tahun, kini hilang dicuri orang. Kesedihan itu mereka ungkapkan melalui media sosial.

“Beginilah Nasib Kami Para Guru di SMPN 5 Aua Malintang. Dekat dengan sungai, tapi jauh dari air. Tempat buang air kecil saja, kami belum punya. Kalau mau BAB, ya, terpaksa ke sungai,” unggah Malini melalui facebooknya.

Malini adalah salah seorang dari empat orang guru yang berstatus ASN di SMPN 5 IV Koto Aua Malintang. Melalui status facebook dia mengungkapkan tentang kondisi sekolah dan, pentingnya sarana air bersih bagi mereka.

Beranjak dari kondisi itulah, aku Malini, dia berinisiatif, mengajak guru-guru yang lain, khususnya yang telah berstatus ASN untuk beriur, membuat sumur bor. Dan, selama 12 bulan, sejak Januari hingga akhir Desember 2019, mereka berhasil mengumpulkan dana dari iuran sebesar Rp3.100.000.

“Kemudian, kami coba menghubungi pihak penyedia jasa pengadaan sumur bor. Singkat cerita, setelah nego, pihak penyedia jasa mampu membangunkan sarana air bersih tersebut dengan dana Rp3.400.000. Artinya masih kurang, Rp300 ribu,” ujar Malini.

Demi keperluan bersama, Malini akhirnya dengan sukarela menutupi kekurangan dana tersebut. Dengan dana hasil iuran selama satu tahun itu, dibangunlah sumur bor.

Februari, sumur selesai. Guru-guru, pegawai dan para murid telah bisa menikmati air bersih. Sayang, begitu sumur bor selesai, lengkap dengan mesin pompanya, datang wabah corona. Murid-murid dirumahkan. Mengikuti proses belajar mengajar di rumah.

“Jadi, belum begitu menikmati ketersedian air bersih, mesin pompa yang kami usahakan selama lebih satu tahun, dicuri orang. Tega benar si pencuri,” kata Malini ketika dihubungi TopSatu, Minggu (13/9) kemarin.

Padahal, ungkap Malini, mesin pompa itu sudah mereka kerangkeng. Dasar pencuri, kerangkeng besi itu mereka buka paksa. “Mudah-mudahan ada yang sudah membantu kami untuk pengadaan mesin pompa yang baru,” harap Malini. (darmansyah)