Satu Dekade Jalan Tol Trans Sumatera Jaminan Kelancaran Ekonomi dan Keselamatan Jiwa

Dengan adanya jalan tol yang akan menghubungkan Sumbar dengan provinsi tetangga seperti Riau dan Jambi, diharapkan peristiwa menakutkan ini tak lagi terjadi. Para sopir dan kendaraan pribadi bisa tenang masuk Padang, melalui jalan tol yang dibangun Pemerintah lewat tangan dingin PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) di mana di 2024 ini diperkirakan sudah bisa digunakan.

Satu dekade PT Hutama Karya

Kiprah kepiawaian PT Hutama Karya dalam membangun jalan tol, tak usah diragukan lagi. Pengalaman satu dekade, Hutama Karya, jadi jaminan kepercayaan menerima penugasan dari pemerintah untuk membangun jalan JTTS, dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.

Saat ini, Hutama Karya sudah membangun kurang lebih 1.021,5 km ruas tol, dan menghubungkan hampir seluruh wilayah di Sumatera, mulai dari Lampung – Aceh (backbone), ruas sirip (feeder) dari Timur – Barat dan sebaliknya meliputi Palembang – Bengkulu, Pekanbaru – Padang, dan dari Medan – Pematang Siantar dengan total panjang 681 km tol yang telah beroperasi.

Pembangunan JTTS yang kian progresif selama 4 (empat) tahun terakhir ini tidak terlepas dari dukungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham bersinergi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Menteri BUMN, Erick Thohir menjelaskan peningkatan infrastruktur memegang peranan penting, agar Indonesia mampu bersaing dengan negara lain, karena saat ini biaya logistik lebih tinggi dari rata-rata dunia yang mencapai hingga 23 persen.

“Pertumbuhan progres infrastruktur merupakan buah dari sinergitas banyak pihak, termasuk Kementerian salah satunya secara intens mengawal progres pembangunan JTTS bersama dengan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin (23/1) lalu.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Tjahjo Purnomo menjelaskan kehadiran JTTS memiliki efek berganda “multiplier effect” bagi Sumatra, hal ini dapat dilihat dari munculnya perekonomian baru di sejumlah wilayah.

“Seperti contoh di Lampung atau Palembang, kenaikan pemanfaatan penggunaan listrik dan juga meningkatnya jumlah uang yang beredar menjadi salah satu bukti dalam meningkatnya pertumbuhan (ekonomi) itu,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kepadatan lalu lintas yang sering terjadi di Jalan Nasional atau Jalan Lintas Sumatra juga menjadi alasan urgensi dari konektivitas bebas hambatan yang dapat memperlancar distribusi arus barang dan kendaraan, sehingga dapat memangkas biaya logistik secara efektif.

Besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat memberi harapan agar seluruh wilayah Sumatra dapat segera terhubung dengan JTTS. Menjelang akhir tahun, Hutama Karya menargetkan selesainya 13 ruas JTTS tahap I, dan mulai pembangunan JTTS tahap II yaitu Tol Betung – Jambi seksi 3 Bayung Lencir – Tempino sepanjang 34 km dengan skema dukungan konstruksi dan Tol Lingkar Pekanbaru (30,5 km).