Satgas Covid-19 Kota Payakumbuh Bersiap Hadapi Varian Delta

PAYAKUMBUH – Mutasi virus corona di India atau yang lebih dikenal dengan varian Delta, penularannya di Indonesia makin mengkhawatirkan. Untuk mengantisipasi penyebaran varian delta dari India ini, yang diduga kuat sudah masuk ke wilayah Sumatera Barat, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Payakumbuh gelar rapat koordinasi (rakor), yang dilaksanakan di aula Ngalau Indah lantai III balaikota Payakumbuh, Rabu (7/7).

Rakor itu dipimpin langsung Ketua Satgas Covid-19 Kota Payakumbuh yang juga Walikota Riza Falepi, dan dihadiri Wakil Walikota Erwin Yunaz, Kapolres AKBP Alex Prawira, Dandim 0306/50 Kota Letkol Kav Ferry S. Lahe, Kakankemenag Ramza Husmen, Kepala Kejaksaan Negeri Suwarsono, Ketua Pengadilan Negeri Kurniawan Widjonarko, Sekda Rida Ananda, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Sumatera Barat Wilayah IV Asricun, Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh dr. Bakhrizal, kepala OPD, camat, dan lurah.

Dalam rakor itu da tiga poin yang dibahas, menindaklanjuti Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri tentang Sekolah Tatap Muka, langkah-langkah dalam menghadapi jelang Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriyah dan pelaksanaan apel sesuai Surat Edaran Menteri PAN-RB. Rakor itu diawali dengan pemaparan Kepala Dinas Kesehatan dr. Bakhrizal, yang menyampaikan data di Payakumbuh saat ini sudah ditemukan 1.591 kasus positif Covid-19 dengan 27 kematian. Dari yang positif itu, 1.495 adalah yang tidak divaksin. Dan yang sudah divaksin hanya 89 orang saja yang ditemukan terpapar.

Selain itu, Bakhrizal juga menyampaikan informasi dari dr. Andani Eka Putra, Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, yang memaparkan beberapa hari terakhir, telah menemukan kasus pasien positif yang CT nya di bawah 20. “Ciri-cirinya memungkinkan varian delta. Dimana varian delta ini memiliki ciri khas waktu perkembangan yang cepat, inkubasi lebih pendek. Hanya 3 hingga 4 hari saja, sehingga jumlah virus sangat tinggi di fase puncak. Penyebaran virus ini 6 hingga 8 kali lebih cepat dibanding yang di Wuhan. Selain itu, varian delta ini bisa mengganas menyerang anak-anak. Untuk itu pemerintah pusat sudah membolehkan warga usia 12 tahun keatas untuk divaksin. Karena varian delta memungkinkan yang tanpa peluang komorbid pun bisa mengalami kematian akibat Covid-19,” ujarnya.

Walikota Payakumbuh Riza Falepi, pada kesempatan itu, juga menyampaikan pentingnya vaksinasi, karena secara medis adalah satu-satunya alat yang bisa digunakan melawan Covid-19 dengan strategi herd immunity, bila target vaksinasi mencapai 75 persen. “Saat ini, titik kritikal adalah bagaimana dengan ketersediaan vaksin? Kita dapat informasi kalau di provinsi sudah habis. Sekarang posisinya membalik, dulu kita yang mengejar orang untuk ikut vaksinasi, tapi sekarang kita yang malah dikejar oleh masyarakat karena animonya tinggi. Vaksinasi ini kan hak rakyat, pastikanlah jumlahnya tersedia. Sementara tim pelaksana vaksinasi dari puskesmas kita sudah hebat, sampai 3 lapis di hari yang sama untuk melayani masyarakat,” ucapnya.

Menurutnya, tingginya target capaian vaksinasi harus dibarengi juga dengan kerja rutin terkait tracing dan tracking. Karena takutnya kasus tak terkendali, ditambah harus ada kehati-hatian dengan menghadapi varian delta ini. Sedangkan terkait sekolah tatap muka ditunda dulu, pelaksanaannya di awal untuk 2 minggu kedepan mulai tanggal 12 Juli masih melihat perkembangan kondisi. Sementara dilaksanakan secara daring, lalu bakal dievaluasi kembali sebelum mengambil kebijakan selanjutnya. (bule)