Padang  

Saat Dihoyak Gempa Warga tak Perlu Panik, Pahami Mitigasi Bencana

Barlius. (ist)

Padang – Warga Padang diminta jangan panik dengan berkembangnya informasi bakal terjadi gempa besar 8,9 SR dan diikuti tsunami. Informasi itu, sudah sangat lama dan dijadikan saja acuan untuk meningkatkan kewaspadaan.
Lalu, masyarakat pun diminta memahami mitigasi bencana sehingga tahu apa yang dilakukan ketika terjadi bencana.

Hal itu ditegaskan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, Barlius Kamis (19/11). Disebutkan Barlius, sudah dua kali terjadi guncangan gempa di Kota Padang baru-baru ini. Hingga kini, belum ada laporan kerusakan bangunan maupun korban jiwa.

Lebih jauh disebutkan, gempa pertama dengan kekuatan 6,3 SR dan gempa kedua 5,1 SR. Dengan terjadinya gempa dua kali tersebut lempengan megatrust di Mentawai sudah mencicil keluarnya energi. Dengan demikian, sangat bagus untuk mencegah terjadinya gempa besar yang dikhawatirkan tersebut.

“Kami meminta warga Kota Padang tetap menjalankan aktivitas seperti biasa dan tak perlu panik. Terpenting dalam persoalan ini bagaimana meningkatkan kewaspadaan dan pahami mitigasi bencana,” ulas Barlius.

Selanjutnya, BPBD Kota Padang sudah semakin meningkatkan koordinasi dengan semua unsur kebencanaan dan lintas sektoral. Peralatan kesiagaan bencana pun juga semakin dipersiapkan, sehingga bisa dipergunakan kapan pun dibutuhkan.

Dikatakan, terdapat sebanyak 44 titik sirine di Kota Padang yang akan berbunyi bila selesai gempa berpotensi tsunami. Tak hanya itu, titik-titik sirene juga diperbanyak di sejumlah masjid dan mushalla di Kota Padang terutama yang berlokasi di zona merah.

Selain itu juga di pasang alat dan posko pemantauan di Muara Padang, sehingga bisa mendapatkan informasi secepatnya bila gempa berpotensi tsunami. Dengan demikian, warga kota memiliki jeda 15-30 menit untuk menjauhi pantai baik secara vertikal di shelter maupun horizontal menjauhi pantai.

Bicara soal shelter, menurut Barlius terdapat jumlahnya ratusan. Namun, yang benar-benar shelter sebagai fungsinya hanya terdapat tiga titik seperti di Ulak Karang dan Parupuk Tabing. Sedangkan sisanya, bangunan sekolah, perkantoran, masjid, gedung Polda yang bisa difungsikan sebagai shelter.

Ditambahkannya, kapan pun terjadinya bencana tak seorang pun yang tahu. Bisa dilakukan saat ini meningkatkan kewaspadaan dan siapkan diri menghadapi bencana. (103)