Ruangan dan APD Kurang, RSAM Bukittinggi Kewalahan Tampung Pasien Diduga Covid-19

Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias. (Asrial Gindo)

Bukittinggi-Rumah Sakit Ahmad Muhtar (RSAM)Bukittinggi sebagai rumah sakit rujukan dalam penanggulangan Covid 19 kewalahan menampung Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

“Saat ini sudah ada sembilan orang PDP yang ditangani oleh RSAM Bukittinggi, dan ada sembilan lagi yang akan masuk. Sementara dengan kondisi sembilan PDP itu, ruangan isolasi di RSAM sudah penuh, inilah salah satu kendala kita di Bukittinggi,”ujar Ramlan Murmatias, Walikota Bukittinggi usai menggelar rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Balai Kota Bukittinggi, Senin (23/3).

Dijelaskanya, dengan kondisi PDP yang terus bertambah itu tentunya dibutuhkan ruangan tambahan karena ruangan yang ada sudah penuh.

Menurut Ramlan, di RSAM itu ada dua ruangan lagi yang akan disulap menjadi ruangan isolasi yaitu ruangan THT dan Ruangan Paru-paru. Kapasitas kedua ruangan itu dapat menampung 10 pasien lagi.

“Namun saat ini sudah ada yang akan masuk sembilab PDP lagi, kalau bosoknya ada pula 10 yang masuk tentunya menjadi persoalan bagi kita,”tegasnya.

Selain itu kedala lain menurut Ramlan adalah menyangkut Alat Pengaman Diri (APD) bagi dokter dan perawan yang menangani PDP tersebut.

“Saat ini APD di seluruh rumah sakit di Bukittinggi kosong, hal itu tentunya sangat berbahaya bagi tenaga medis kita bekerja tampa alat pelindung diri itu,” tegasnya

Pihaknya sudah berusaha meminta ke Padang, namun di Padang saja tidak cukup, dan memerintah daerah sebenarnya siap untuk membeli APD itu jika ada yang menjualnya serta menghibahkan ke seluruh rumah sakit di Bukittinggi.

“Untuk sementara kita perintahkan kepada dinas kesehatan untuk membeli mantel hujan yang akan digunakan untuk APD, dan itupun tidak akan cukup,”tegas Ramlan.

Terkait kondisi itu, usai rapat evaluasi itu pihaknya akan melaporkanya kepada Gubernur Sumbar agar dapat dicarikan solusinya.

Sementara Dr Dedy Herman yang terlibat langsung menanggani PDP di RSAM Bukittinggi membenarkan saat ini sudah ada sembilan PDP yang dirawan diruangan isolasi RSAM Bukittinggi.

Dari sembilan orang pasien yang telah diisolasi itu dua diantaranya bayi berusia 11 bulan dan seorang anak berumur 4,5 tahun.

Selain merawat sembilab orang pasien PDP di ruang isolasi, pihak RSAM juga mendapat rujukan sembilan orang pasien baru dari daerah lain.

Pasien baru yang akan datang itu, salah satunya anak-anak rujukan dari RS M. Jamil Padang, sebab ruang isolasi di RS M. Jamil Padang telah penuh. “Kita meminta pasien rujukan itu harus datang pagi hari,” ungkap Dedy yang juga dekter specialis paru paru itu. (203)