Ratusan Guru TK se Sumbar Ikuti Sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar

PADANG-Ratusan guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (IGTKI) PGRI Sumbar mengikuti sosialisasi implementasi kurikulum merdeka, Senin (20/6) di Padang. Kehadiran para guru TK tersebut diharapkan mampu menularkan ilmu yang didapat para teman sejawat di lingkungan sekolah masing-masing.

Kepala Balai Guru Penggerak Sumbar, Sri Yulianti, MPd, mengatakan di Sumbar terdapat 268 sekolah penggerak program merdeka belajar yang tersebar di 10 kabupaten/kota.

“Kurikulum berbasis merdeka belajar adalah bagaimana kurikulum berbasis pada kemampuan anak. Guru-guru benar-benar mengajar dengan hati berbasis assessment terhadap potensi yang dimiliki masing-masing anak. Potensi mereka dikembangkan melalui pembelajaran dan eksul yang diterapkan sekolah,” kata Sri, usai membuka kegiatan Konsolidasi organisasi /pembinaan dan pengkaderan pengurus IGTKI PGRI dan sosialisasi implementasi kurikulum merdeka.

Disebutkannya, program merdeka belajar saat ini sudah berjalan sekolah sekolah penggerak. Meski demikian merdeka belajar sebelumnya sudah diterapkan dalam program sebelumnya, yakni kurikulum 2013.

“Lewat program merdeka belajar ini, Kami memastikan kembali apakah program itu jalan atau tidak. Apakah sudah berpusat pada siswa atau baru setengah setengah. Merdeka belajar ini sebenarnya bukan kurikulum baru tapi melanjutkan program lama yakni kurikulum 2013,” terang Sri.

Sejauh ini dalam pandangan Sri, masih ditemui sejumlah kendala dari sekolah dalam menjalankan program merdeka belajar. Terutama dalam penyusuan KOSP nya, dalam pelaksanaan project pelajaran pancasila.

“Sejuah ini kami justru menghargai perubahan mindset kepala sekolah yang menularkan pemikirannya pada guru-guru. Begitu juga dengan guru-guru yang sudah ikut pelatihan menularkan pemikirannya kepada guru lainnya. Harapan kami ini berkembang dari sekolah-sekolah penggerak dan semua guru yang ada di sekolah yang belum jadi sekolah penggerak,” bebernya.

Bagi sekolah belum masuk sebagai sekolah penggerak diharapkan mendaftar sebagai sekolah Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Dan bagi sekolah yang belum mendapatkan SK sebagai sekolah piloting IKM dapat melaksanakan secara mandiri, dengan memilih IKM sebagai kurikulum yang di pilih dengan point satu. Artinya mereka tetap dapat menjalankan kurikulum sekarang dan memperbaiki atau menerapkan prinsip pembelajarannya.

Untuk SDM sendiri di Sumbar siap melaksanakan program merdeka belajar, karena tidak ada perubahn prinsip dari program sebelumnya.

“Yang penting dari semua program guru mau mendudukkan kembali minset, bahwa semua yang direncanakan dan lakukan adalah untuk anak,” terangnya.

Konsolidasi Organisasi

Sementara, Ketua IGTKI Sumbar, Irma Candra Dewi, mengatakan konsolidasi organisasai atau pembinaan itu bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam membina dan menjalankan organisasi.