Puluhan Massa “Bentrok” dengan Polisi di Halaman Kantor Bupati Dharmasraya

Simulasi bentrok pihak kepolisian dan massa. ( roni aprianto)

RONI APRIANTO/ WARTAWAN MADYA

Gendang tahapan helat akbar demokrasi lima tahunan sudah ditabuh. Sejumlah bakal calon peserta pemilu, yakni pilpres, legislatif dan pilkada mulai tebar pesona untuk manarik hati masyarakat pemilih. Baliho, benner dan spanduk terpampang ditempat- tempat strategis. Begaram model, ukuran dan warna, diiringi pula dengan barisan kata- kata manis.

Bakal calon peserta pemilu ini pun berfose sedemikian rupa. Sehingga mereka tampak cantik dan tampan.

Berbagai elemen masyarakatpun sudah tampak pula membentuk kelompok- kelompok pro dan kontra bakal calon peserta pemilu. Kelihatannya mereka telah memiliki pilihan masing- masing.

Sekira pukul 09.00 WIB Selasa (17/10/2023), puluhan masyarakat pendukung salah satu bacal calon berkumpul dipinggir Jalan Lintas Sumatera Kilometer 1, Kenagarian Sungai Kambuik, Kecamatan Pulau Punjung, Persis didepan Kantor Bupati Dharmasraya.

Tak hanya sekedar berkumpul, mereka juga membawa lembaran kertas kanton bertuliskan kata- kata berupa,” Bila Tuntutan Kami Tak Dipenuhi, Kami Bubarkan KPU” , Bakar Kantor KPU” dan beragam tulisan làinnya dalam bentuk protes.

Kurang lebih pukul 10.00 WIB, massa yang didominasi kaum laki- laki ini berinsut masuk ke halaman kantor bupati melalui pintu utama dengan pengawalan ketat pihak kepolisian.

Mereka tak henti berorasi menyampaikan aspirasi protes terhadap kinerja KPU dan pihak kepolisian. Setibanya dihalaman kantor bupati tersebut, pihak pendemo ini ditemui oleh sejumlah perwira kepolisian Dharmasraya. Mereka sempat adu argumen sehubungan dengan proses pemilu.

Beberapa orang koordinator lapangan pendemo diajak pihak kepolisian berdialog untuk mencari solusi atas tuntutan mereka. Tak menemui titik terang, akhirnya massa yang telah tersulut emosi melempari pasukan pengaman huru hara dengan kantong plastik yang telah diisi air.

Bentrok pun tak dapat dihindarkan. Mereka pun salin dorong. Pasukan Raimas kepolisian mencoba memisahkan bentrok tersebut dan mengusai massa. Aksi bentrok sempat berhenti beberapa saat, namun emosi massa belum juga reda.

Bentrok pun kembali berulang. Sehingga kedua bela pihak jatuh korban pinsan karena kelehan, dan diselamatkan tim medis yang telah berjaga sejak awal aksi tersebut dimulai.

Untuk mengurai massa yang sudah tidak terkendali, akhirnya pihak kepolisian terpaksa menembakan gas air mata dan water cannon.
Tak tahan menahan tembakan water cannon dan gas air mata tersebut, pada akhirnya massa bubar.