Payakumbuh Masih Kekurangan 1.644 Ton Pupuk

Payakumbuh – Kota Payakumbuh memperoleh pupuk bersubsidi tahun 2023 ini mencapai kurang lebih 3.051 ton. Angka itu meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2.200 ton. Namun demikian, meski mengalami peningkatan tetap saja angka yang didapat Payakumbuh tahun ini belum bisa memenuhi kebutuhan pupuk petani daerah itu.

Kepala Dinas Pertanian Kota Payakumbuh Depi Sastra, kepada wartawan, Sabtu (21/1), mengatakan, saat ini kebutuhan pupuk petani di Payakumbuh mencapai 4.695 ton. Sementara yang diterima Dinas Pertanian Kota Payakumbuh pada 2023 adalah 3.051 ton jadi ada kekurangan sekitar 1.644 ton lagi. “Alhamdulillah untuk tahun 2023 ini alokasi pupuk subsidi yang kita dapat mencapai 3.051 ton dari kebutuhan kita sebanyak 4.695. Alokasi ini meningkat dari tahun sebelumnya, meski tetap kurang dari kebutuhan petani kita,” ujarnya.

Menurutnya, rincian dari total 3.051 ton yakni pupuk Urea sebanyak 1.664 ton, NPK sebanyak 1.300 ton dan pupuk NPK Formula sebanyak 87 ton. “Sementara rincian kebutuhan pupuk sesuai Rencana Dasar Kebutuhan Kelompok (RDKK) yakni Urea sebanyak 1.999 ton, NPK sebanyak 2.420 dan NPK Formula mencapai 276 ton. Namun demikian, kita patut bersyukur bahwa pupuk bersubsidi ini sudah meningkat dari sebelum-sebelumnya,” tambah Depi.

Dikatakan, dengan masih kurangnya alokasi pupuk yang didapat itu, pihaknya akan mendorong petani memanfaatkan pupuk kompos yang diolah melalui kelompok tani yang ada. Dimana, dengan adanya pupuk Kompos sebagai alternatif diharapkan bisa membantu petani dalam memenuhi kebutuhan pupuk. Sehingga produktivitas petani meningkat dan hasil pertanian juga baik. “Alokasi pupuk yang kita dapat dari kebutuhan sebenarnya masih kurang sekitar 1.644 ton. Untuk itu, kita berharap petani bisa memanfaatkan pupuk kompos yang diolah oleh kelompok tani dalam melengkapi kebutuhan pupuk mereka. Sebab pupuk subsidi ini makin lama makin terbatas jumlah yang kita dapatkan,” katanya.

Selain itu, Depi juga mengatakan, saat ini di Kota Payakumbuh sudah ada tujuh unit pengolahan pupuk organik (UPPO) binaan dinas pertanian. Dimana dirinya mengharapkan UPPO yang telah ada itu terus hidup dan bersemangat membuat pupuk organik. Sehingga kotoran hewan ternak pun dapat termanfaatkan.

“Selama ini harga pupuk kimia mahal yang membuat petani kesulitan, selain itu pemakaian pupuk kimia yang cukup tinggi menyebabkan kondisi tanah sudah banyak yang kurus. Banyak residu kimia di dalam tanah, kesuburan tanah menurun, makanya dengan menggalakan pemakaian pupuk organik, maka unsur hara di tanah bisa dikembalikan. Sehingga ada harapan ke depan bagi peternak dan kelompok tani dengan produksi pupuk ini, hasil pertanian kita semakin bagus,” pungkasnya. 207