Pasokan Air Pamsimas Mati, Masyarakat Lareh Nan Panjang Barat Kembali ke Sungai

Ilustrasi. (Ist)

PARIK MALINTANG – Masyarakat Nagari Lareh Nan Panjang Barat, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman kembali memanfaatkan Batang Piaman untuk keperluan mandi, mencuci, serta kebutuhan minum.

Hal itu terjadi sejak tiga bulan belakangan, akibat putusnya pasokan air dari Pamsimas yang selama ini jadi pemasukan air utama bagi masyarakat setempat.

Pamsimas yang berpusat di Korong Apa, yang selanjutnya air Pamsimas sampai dialirkan ke Korong Bungin, Badinah, dan Toboh Palak Karambia, kini tak lagi berfungsi.

Bustanul Arifin, salah seorang warga Bungin menyebutkan, Februari pasokan air Pamsimas mulai tersendat. Sedangkan Maret langsung mati total, sampai jelang lebaran saat ini.

Menurut catatan pemuda Bungin, warga masyarakat korong ini terdaftar paling rajin membayar tagihan Pamsismas yang dikelola masyarakat tersebut.

“Ada yang membayar Rp60 ribu sebulan, ada pula yang lebih. Pokoknya, menurut pemuda yang mereka ketahui sepanjang nagari ini, masyarakat Korong Bungin paling rajin membayar tagihan,” kata Bustanul Arifin, Kamis (6/5) kemarin.

Sejak aliran air Pamsimas itu mati, kata Bustanul Arifin, masyarakat kembali bersusah payah turun dan mendaki bukit untuk sampai ke Sungai Batang Piaman, yang kalau dari Bungin ada sekitar sekilo jarak tempuhnya.

Tentu kejadian ini, sama halnya seperti zaman saisuak. Tepian Sungai Batang Piaman yang mengalir di nagari ini, jadi pusat keramaian pagi dan petang. Sumur-sumur kecil di pinggir sungai mulai bermunculan, untuk pasokan air minum oleh masyarakat.

Masyarakat berharap, kata Bustanul Arifi, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bisa masuk ke nagari ini. Sebab, jarak pipa PDAM di Aro Ampalu, hanya sekitar 500 meter untuk sampai ke Bungin ini.

Walinagari Lareh Nan Panjang Barat Asrul Maiyulis mengakui ada banyak kendala, sehingga sampai sekarang Pamsimas tak bisa beroperasi. Kendala yang paling besar adalah masalah keuangan yang macet, sehingga untuk operasional dan biaya kerusakan tak lagi sanggup ditanggungnya.

Selaku pemerintahan nagari, pihaknya sedang mencarikan solusi. Termasuk dengan melakukan pembicaraan dengan pihak kabupaten, agar kesulitan air di nagarinya jadi teratasi dengan baik dan benar. (damanhuri)