Pada TSR Tanah Datar,  Masyarakat Titipkan Persoalan Fisik dan Bengkalai Pembangunaan

Jembatan gantung sebagai sarana transportasi akternatif bagi masyarakat. (ist)

BATUSANGKAR – Serangkaian persoalan fisik dan bengkalai pembangunan dititipkan masyarakat pada Tim Safari Ramadhan Reguler Pemkab Tanah Datar

Keluhan sekaligus harapan itu, disampaikan warga saat 20 Tim Safari Ramadhan (TSR) 1443 H Pemkab mengunjungi jamaah pada 40 masjid. Tim turun serentak dua hari berturut-turut pekan kemarin.

Selain merajut silaturahim, tim juga menyampaikan informasi tentang agenda Pemkab, sekaligus menampung aspirasi, keluhan dan harapan warga.

Seperti disampaikan warga tentang jembatan gantung hanyut sejak 2016 akibat arus deras Batang Sinamar, tapi hingga kini belum juga diperbaiki.

Padahal jembatan itu sangat vital dalam mendukung kegiatan pertanian setempat. Jembatan gantung megah membentang Batang Sinamar di Nagari Pangian, Lintau Buo.

Selain itu, ada juga keluhan tentang jalan raya tak punya drainase, lalu mengakibatkan terjadinya genangan air, terutama ketika hujan lebat.

Hal lain yang menjadi sorotan masyarakat adalah lampu jalan yang mati dan belum juga diperbaiki, jaringan irigasi yang rusak, perlunya penyediaan sarana air bersih, kondisi jalan raya yang dipenuhi lobang, dan lain-lain.

Soal jembatan yang sudah lama dihanyutkan arus deras Batang Sinamar, diungkapkan Walinagari Taluak, Kecamatan Lintau Buo, Pendi Aswil, kepada Tim III yang berkunjung ke Masjid Raya Taluak.

‘’Kami titip pesan melalui tim ini, semoga jembatan yang melintas Batang Sinamar, dikenal dengan Jembatan Tapian Kelambu, terletak di Jorong Baringin Sakti, segera diperbaiki. Jembatan itu hanyut pada 2016 silam. Sebelum hanyut, jembatan tersebut berupa jembatan gantung,’’ sebut Pendi, sebagaimana dikutip dari publikasi Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Perokopim) Setda Tanah Datar, yang diakses hari ini.

Sebelum peristiwa itu, jelasnya, jembatan digunakan masyarakat menuju lahan pertanian dan perkebunan. Tetapi setelah hanyut, masyarakat terpaksa jalan memutar menuju sumber penghidupan mereka itu, sehingga untuk pergi ke sawah dan kebun biayanya jadi bertambah, waktu juga kian lama.

Memang, Bupati Tanah Datar Eka Putra beserta jajaran terkait sudah meninjau, guna mematangkan perencanaan pembangunannya kembali.

Namun, karena vitalnya fungsi jembatan, menurut walinagari, mereka pun berharap pembangunannya dapat dimulai ada 2022 ini.