Musda LKAAM Bukittinggi, Perlu Dikemas Implementasi Adat dan Budaya Secara Digital

Walikota Bukittinggi H.Erman Safar dan sejumlah tokoh adat terlihat menghadiri Musda LKAAM Bukittinggi ke VIII di Istana Bung Hatta Bukittinggi. (Asrial Gindo)

BUKITTINGGI – Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Bukittinggi menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke VIII tahun 2022, Sabtu (27/8).

Kegiatan yang dipusatkan di Istana Bung Hatta Bukittinggi itu dibuka Walikota H.Erman Safar serta dihadiri anggota Forkopimda Bukittinggi, SKPD, bundo Kanduang. dan sejumlah paguyuban.

Ketua LKAAM Bukittinggi, Syahrizal Dt.Palang Gagah, menyampaikan, secara hirarki, LKAAM dan KAN merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan. Untuk Bukittinggi keduanya selalu jalan berdampingan. LKAAM Bukittinggi saat ini sudah berusia 40 tahun.

LKAAM harus mampu menjaga nilai nilai adat Minangkabau dan falsafah hidup orang Minang, Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah.

Sementara Wakil Ketua I, Syafrial Dt.Batuah, menyebutkan, LKAAM Sumbar, mengapresiasi Musda yang dilaksanakan LKAAM Bukittinggi. Dimana nantinya akan ada proses pemilihan ketua dan pengurus baru periode 2022-2027.

“Kami berharap proses pemilihan dapat dilakukan dengan jalan musyawarah serta menghasilkan keputusan yang terbaik untuk LKAAM Bukittinggi,” ujarnya.

Sedangkan Erman Safar, dalam sambutanya, menyampaikan bahwa banyak tantangan yang harus diselesaikan bersama, terutama bagaimana mengembalikan dan mengemas implementasi adat dan budaya Minangkabau kepada generasi muda.

Dikatakannya. Hari ini anak anak dan generasi muda tidak lagi bertanya kepada orang tua atau kepada mamaknya. Karena semua jenis pertanyaan dan pengetahuan yang ia dapat lebih cepat ia terima melalui teknologi dibandingkan informasi yang ia terima dari orang tua atau niniak mamaknya. Interaksi generasi penerus hari ini dengan orang tuanya ataupun dengan pemuka pemuka adatnya juga sangat minim sekali.

“Ini adalah tantangan bagi kita semua”,ujar Erman Safar.

Karena itu, untuk menjawab tantangan tersebut perlu mengemas implementasikan adat di tataran generasi penerus hari ini yang disesuaikan dengan keinginan anak anak muda hari ini.

“Caranya dengan mengadaptasi perkembangan teknologi. Kita harus menyampaikan informasi informasi tentang adat dan budaya Minangkabau itu secara digital. Kita buatkan visualisasinya secara digital kemudian kita share ke berbagai media sehingga dapat diserap oleh generasi penerus itu dan mengimplementasikan dalam kehidupannya sehari -hari,” ujar Erman.

Wako menambahkan, LKAAM diharapkan punya program yang akan dijalankan, bukan untuk direncanakan lagi. Saat ini pun, Pemko Bukittinggi mulai menerapkan kelestarian adat Minangkabau melalui bidang pendidikan dengan muatan lokal Budaya Adat Minangkabau (BAM), mulai dari tingkat SD dan SMP se Bukittinggi. (gindo)