Opini  

Merasakan Keajaiban Dunia di Jabal Magnet

Laporan Soesilo Abadi Piliang dari Madinah

MADINAH – Di Kota Madinah banyak lokasi peradaban manusia, dan alam sebagai keajaiban dunia, salah satunya Jabal Magnet. Tempat ini selalu dibanjiri jemaah umrah maupun haji.

Selama ini orang mengenal beberapa objek wisata sebagai keajaiban dunia, seperti Tembok China, Menara Eiffel di Paris, Menara Pisa di Italia, Pulau Komodo di Indonesia, dan Candi Borobudur juga pernah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Jabal Magnet meski tidak masuk dalam daftar dari tujuh keajaiban dunia, namun jutaan orang dari segala penjuru dunia berkunjung ke Jabal Magnet Magnetic Hill). Objek wisata unik juga dikenal dengan nama Bukit Magnet atau dengan sebutan Wadi Al-Baida atau Wadi Al-Jinn oleh masyarakat setempat, bukit ini berjarak sekitar 30 menit perjalanan dari Madinah.

Saya dan rombongan jemaah umrah Rindu Baitullah dari Padang berkesempatan mengunjungi Jabal Magnet, Sabtu (4/11) lalu. Suhu udara sekutar 30 derajad celcius, cukup panas, dan nikmatnya angin sepoi- sepoi menyapa raga para pengunjung.

Begitu turun dari bus, para jemaah langsung takjub memandang Jabal Magnet, dan bisa pula merasakan naik hewan unta dan membeli aneka souvenir.

Jabal Magnet ini terletak kira-kira 60 kilometer dari Kota Madinah. Perjalanan menuju kawasan Jabal Magnet dari Madinah dipenuhi sejumlah perkebunan kurma dan hamparan bukit berbatuan. 10 kilometer menjelang ke lokasi. Jabal Magnet ini didominasi warna hitam dan merah bata.

Sepanjang perjalanan, mata juga disuguhi gurun pasir, serta perbukitan batu yang indah dan danau buatan. Terlihat kawanan unta turut melengkapi keunikan kawasan tersebut

Lalu, apa sih keajabain Jabal Magnet?
Keanehan yang terlihat kawasan ini mobil dapat berjalan sendiri ke arah berlawanan (mundur), bahkan sanggup mendaki tanjakan. Tidak hanya itu, jarum penunjuk kompas juga tidak bekerja sebagaimana mestinya. Arah utara-selatan menjadi kacau.

Dalam posisi mesin dimatikan, mobil yang hendak meninggalkan area bisa melaju kencang hingga 100 km/jam hingga berjarak empat kilometer dari lokasi.

Kendaraan bermotor seakan menanjak atau menuruni bukit, padahal medan terlihat horizontal.

Pengaruh magnet pada logam juga terasa pada alat kompas. Jarum kopas langsung memutar seakan kehilangan arah.

Mengutip Arab News, Jabal Magnet sejatinya ialah kawasan yang berupa endapan lava alkali basaltik yang kemudian terbentuk dan memberi pengaruh magnetik.

Jabal Magnet yang menjadi kawasan wisata penduduk Madinah awalnya ditemukan oleh orang suku Baduy. Saat itu seorang Arab Baduy menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil. Namun karena sudah kebelet, ia mematikan mesin mobil, tapi tidak memasang rem

Di penjuru dunia, jalanan magnet juga ada beberapa tempat ditemui. Salah satunya di Pulau Jeju, Korea Selatan. Di Dokebi Road, kendaraan bermotor bisa melaju beberapa kilometer tanpa menghidupkan mesin. (*)