Menatap Nasib Usaha Ritel di Tengah Ketidakpastian Akhir Pandemi Covid-19

KULINER PINGGIR JALAN - D'Besto merupakan salah satu kuliner cepat saji yang kini banyak buka cabang dengan model sederhana ini di pinggir jalan-jalan utama. (hendri nova)

Meski belum ada kepastian kapan kondisi ini berakhir, akibat masih derasnya informasi varian baru Covid-19, usaha ritel tidak boleh patah semangat. Situasi ini harus dilawan, dengan menyesuaikan diri dengan keadaan.
Jika membuka usaha di mall banyak persyaratan, maka membuka usaha dipingggiran jalan tentu menjadi alternatif yang menjanjikan. Beberapa usaha ritel di Padang sudah melakukan hal ini, dengan bermodalkan sebuah tempat jualan mirip kontainer.

Sasaran pembelinya semua warga yang berlalu lalang, dengan konsep drive true. Cara ini sangat efektif, ongkos sewa murah, pembelinya bisa semua orang.

Ritel-ritel besar, seharusnya juga bisa mengakalinya dengan menggandeng warung-warung kecil sebagai mitra dagang. Ritel-ritel besar dengan modal besar, tinggal membuat perjanjian bagi hasil, sehingga tidak ada yang dirugikan.
Peritel besar tinggal stand by mengantarkan barang yang dibutuhkan warung-warung rekanan, saat mereka meminta tambahan pasokan. Bagi warung rekanan jelas ini sangat menguntungkan, dimana mereka tidak keluar modal, hanya menyediakan tempat dan melayani pembeli, mereka sudah mendapatkan keuntungan.

Cara lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan menjadikan ritel besar sebagai pihak grosiran. Jadi peritel besar tinggal jual ke warung-warung mitra dengan harga grosir, setelah itu uang didapat.

Cara-cara ini jelas sangat bagus dilakukan, sampai kondisi kembali normal. Jika tidak ada PPKM lagi, tak ada kewajiban harus menunjukkan sertifikat vaksin, dan aturan lainnya, maka kondisi ritel besar yang menjual produk sendiri kembali bisa dilakukan.

Sungguhpun begitu, tentu rugi jika meninggalkan mitra dagang begitu saja. Jadi nanti, jalankan saja kedua mekanismenya, karena toh target akhirnya tetaplah keuntungan yang besar. (*)