Opini  

Membangun Kesadaran Lingkungan Melalui Pembelajaran Fisika Termodinamika

Ilustrasi

Oleh Michelly Fathimatuzzahra Suhengki, S.Pd

Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika

Literasi lingkungan mengacu pada kemampuan individu untuk memahami, menerapkan dan berpartisipasi dalam isu-isu lingkungan yang kompleks. Hal ini dapat melibatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip-prinsip lingkungan, serta kemampuan untuk menginterpretasikan informasi ilmiah yang terkait dengan masalah lingkungan. Literasi penting dalam mengembangkan kesadaran dan tindakan yang berkelanjutan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup (Erlistiani, dkk. 2020).

Kesadaran lingkungan merujuk pada pemahaman dan pengakuan individu terhadap pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan alam (Miterianifa & Mawarni, 2024). Hal ini mencakup kesadaran terhadap dampak negatif aktivitas manusia pada lingkungan seperti polusi, kerusakan habitat, perubahan iklim dan penurunan keanekaragaman hayati. Kesadaran Lingkungan seseorang dikatakan bersumber pada pengetahuan lingkungan yang dimilikinya (Indriyani, dkk. 2020). Seseorang yang memiliki pemahaman yang baik tentang lingkungan dinilai memiliki kesadaran yang mendalam terhadap pentingnya menjaga alam. Keterampilan ini tidak hanya menjadi bagian yang penting dalam era perkembangan dan perubahan paradigma, tetapi juga dalam menangani tantangan lingkungan yang ada dan membentuk sikap disiplin serta kebijaksanaan dalam interaksi dengan lingkungan. Kesadaran terhadap kelestarian lingkungan mampu memotivasi seseorang untuk melakukan berbagai tindakan, seperti mengurangi penggunaan energi, memanfaatkan sumber daya dengan lebih efisien, mendukung praktik yang ramah lingkungan, serta turut serta dalam kegiatan konservasi dan perlindungan alam. Jenis-jenis faktor fisik lingkungan terdiri dari air, suhu, cahaya, massa dan energi, aliran dan tekanan, kelembaban, gas-gas atmosfer, garam biogenik, dan tanah.

Pembelajaran fisika termodinamika memberikan kontribusi yang besar terhadap pemahaman siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan. Salah satu faktor fisik lingkungan yang penting dalam pembelajaran fisika termodinamika adalah dampak radiasi kalor, yang dapat berpengaruh terhadap pencemaran udara. Pencemaran udara saat ini menjadi salah satu isu global yang mendesak. Dalam era perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. Oleh sebab itu, pemahaman tentang bagaimana radiasi kalor dapat mempengaruhi komposisi udara dan kualitas udara menjadi penting dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang signifikan.

Radiasi kalor adalah pengaliran panas yang berasal dari sumber yang tidak dapat dilihat, seperti radiasi kalor dari surya. Namun, radiasi kalor juga dapat berasal dari sumber pencemaran udara yaitu seperti pembuangan gas rumah kaca dan gas buang dari industri. Pencemaran udara dapat mengakibatkan radiasi kalor yang tidak seimbang, yang mengakibatkan perubahan iklim dan pengubahan lingkungan. Faktor fisik lingkungan yang terkait dengan konsep radiasi kalor meliputi:

  1. Suhu : radiasi kalor merupakan transfer energi dalam bentuk panas antara objek yang memiliki perbedaan suhu. Perubahan suhu udara dapat mempengaruhi pola pergerakkan udara dan distribusi polutan udara.
  2. Cahaya : radiasi matahari merupakan sumber utama energi untuk proses radiasi kalor. paparan sinar matahari dapat mempengaruhi suhu udara dan memicu reaksi kimia yang dapat menghasilkan polutan udara.
  3. Massa dan energi: konsep termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, tetapi hanya dapat diubah bentuknya. Oleh sebab itu, dalam konteks radiasi kalor, perubahan energi dapat terjadi saat panas diserap atau dipancarkan oleh benda-benda di lingkungan.
  4. Gas-gas atmosfer: radiasi kalor dapat berinteraksi dengan komponen-komponen gas atmosfer, seperti gas rumah kaca, yang dapat mempengaruhi perubahan iklim dan kualitas udara.
  5. Kelembaban: kelembaban udara mempengaruhi transfer panas dan distribusi polutan udara. Kelembaban yang tinggi dapat mengurangi efisiensi radiasi kalor dan mempengaruhi proses polusi udara.

Keseluruhan faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dalam lingkungan untuk mempengaruhi perubahan suhu udara, distribusi polutan udara dan kualitas udara secara keseluruhan. Berdasarkan beberapa faktor fisik lingkungan yang telah diuraikan diatas, maka pemahaman yang mendalam tentang radiasi kalor dan pencemaran udara menjadi kunci dalam pendidikan lingkungan yang terintegrasi.

Pendidikan lingkungan yang di integrasikan dalam pembelajaran fisika termodinamika merupakan suatu hal yang sangat penting, karena memiliki manfaat besar, yaitu pendidikan lingkungan yang dapat membantu siswa untuk memahami konsep fisika dalam konteks lingkungan. Hal ini dapat membantu mereka untuk memahami konsep fisika dengan lebih baik dan dapat memperjelas bagaimana radiasi kalor yang bisa mempengaruhi lingkungan serta bagaimana cara agar dapat mengurangi pencemaran udara dan radiasi kalor untuk mencegah masalah lingkungan.

Integrasi pendidikan lingkungan dalam pembelajaran fisika termodinamika memiliki banyak manfaat yang signifikan. Pertama, hal ini memungkinkan siswa untuk memahami konsep fisika yang lebih baik serta membuat koneksi antara konsep fisika dengan masalah lingkungan yang relevan. Sebagai contoh, kasus kebakaran hutan yang sering terjadi di berbagai belahan dunia dapat menjadi ilustrasi bagaimana radiasi kalor yang berlebihan dapat meningkatkan suhu udara serta memicu polusi udara dan mengancam ekosistem serta kehidupan manusia. Kedua, integrasi ini memungkinkan siswa untuk memahami bagaimana pencemaran udara dan radiasi kalor berpengaruh terhadap lingkungan. Sebagai contoh, Jakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang menunjukkan dampak yang signifikan dari pencemaran udara terhadap radiasi kalor yang lebih tinggi, yang kemudian dapat mempengaruhi konveksi udara dan perpindahan kalor serta menyebabkan perubahan iklim, seperti perubahan suhu dan kelembaban, yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Erlistiani, M., Syachruroji, A., & Andriana, E. (2020). Penerapan Model Pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create and Share) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 13(2), 161–168. https://doi.org/10.33369/pgsd.13.2.161-168.

Indriyani, dkk. 2020. Literasi Lingkungan dan Kesadaran Lingkungan: Potensi dan Tantangan dalam Pendidikan Abad 21. FKIP UNTAN Pontianak Indonesia.

Miterianifa & Mawarni. 2024. Penerapan Model Pembelajaran Literasi Lingkungan dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Kesadaran Lingkungan. Jurnal Sains dan Edukasi Sains, Vol. 7 No.1.