Budaya  

Melihat Festival Pamalayu, Sampan-sampan Mengiliri Batanghari

Roni & Khairul Jasmi

Satu sama lain tenggelam dalam kerumunan, banyak juga yang mencari minuman dan makanan kecil ke lapak-lapak pedagang. Tak lama pula kemudian acara penutupan dilaksanakan. Sampan-sampan terpaut di tepian dan semua orang datang ke depan pentas. Tentu saja Batanghari terus mengalir dan sejarah baru dibuat di sebelahnya oleh sebuah acara bernama Festival Pamalayu.

Para rombongan Rajo Koto Besar, Sutan Riska Tuanku Kerajaan duduk berjejer rapi di kursi yang telah disediakan panitia. Sejurus kemudian lantunan irama tari pasambahan menyambut dengan syahdu. Gadis-gadis cantik lagi rupawan berkostum khasnya orang Minangkabau bergerak gemulai seiring irama. Tiga orang putri cantik dengan hiasan suntiang diatas kepalanya berjalan pelan ke arah rombongan bupati, mempersilakan memetik secarik sirih pinang. Kegiatan mengubak tabir sejarah itu dikemas apik, dan membuat para pengunjung larut dalam suasana.

Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para tamu undangan, para pengunjung yang telah meluangkan waktu menghadiri acara puncak Festival Pamalayu Kenduri Swarnabhumi. Terimakasih tak terhingga kepada kepala OPD, ASN, non ASN, pihak Polri, TNI, masyarakat dan pihak terkait lainnya yang telah mendukung, mensuport suksesnya kegiatan Festival Pamalayu.

“Saya berharap kita sama-sama bisa mengambil hikmah positif dari seluruh rangkaian kegiatan ini. Kita jadikan untuk menambah wawasan tentang sejarah Dharmasraya pada zaman dulu dan sekarang,” ungkap bupati di sela-sela kegiatan tersebut.

Lanjut Rajo Koto Besar ini, Festival Pamalayu kali ini merupakan yang keduakalinya dilaksanakan. Sempat terhenti lantaran Pandemi Covid-19 dua tahun belakangan ini. Pada tahun 2022 ini, alhamdulillah bisa dilaksanakan kembali.

“Ekspedisi Sungai Batanghari yang sama-sama kita disaksikan tadi adalah gambaran sejarah nenek moyang kita ratusan tahun lalu. Dan ini perlu kita ketahui dan kita pelajari bahwa begitu besar perjuangan nenek moyang kita sehingga Dharmasraya yang kita cintai ini ada,” terangnya.

Bupati menambahkan, banyak hal yang dapat diambil serta menjadi pedoman bagi anak bangsa melalui gelaran Festival Pamalayu, diantaranya menggali dan mengetahui peninggalan sejarah di Dharmasraya.

“Momentum digelarnya Festival Pamalayu Kenduri Swanabhumi dapat pula menjadi sebuah edukasi dan mempelajari tentang sejarah peradaban masa lalu serta perjuangan para leluhur,” pungkasnya.

Sementara itu salah seorang Bundo Kanduang Kecamatan Pulau Punjung, Heni Fitri mengaku kegiatan Festival Pamalayu Kenduri Swarnabhumi bisa menambah wawasan dan mengenal sejarah Dharmasraya.

“Sebagai Bundo Kanduang kita wajib mempelajari dan mengetahui sejarah peradaban Dharmasraya untuk kita tularkan kepada anak- anak kita dan masyarakat luas,” pungkasnya.

Dipenghujung acara para rombongan bupati dan pengunjung lainnya makan bajamba dibawah tenda berukuran sedang. Sajian aneka makanan tetata rapi. Mereka duduk bersila sembari menikmati hidangan khas orang Minang itu. (*)