Mantan Menag Said Agil Husin al-Munawar Kupas Pendidikan Islam dalam Perspektif Alquran

SEMINAR - Prof Said Agil Husin Al Munawar saat menyampaikan pemikirannya dalam seminar nasional yang digelar STAIPIG Sumbar, Rabu (27/10). (bambang)

PADANG – Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Alquran (STAIPIQ) Sumatera Barat menggelar seninar nasional dengan tema “Pengembangan Pendidikan Islam dalam Perspektif Alquran”, Rabu (27/10).

Ketua STAI-PIQ Sumbar Dr Buchari menyatakan diangkatnya seminar nasional ini adalah dalam rangka rencana pembukaan program magister (S2) Pendidikan Quran da Hadist pada tahun 2022 mendatang.

“Saat ini kami sedang melakukan penelitian-penelitian serta mencari masukan-masukan dalam rangka pembukaan program magister tersebut dari stake holder terkait dengan menggelar semiar nasional ini,” katanya.

Diantara narasumber yang dihadirkan yakni Prof Said Agil Husen Al-Munawar pakar bidang Alquran dan pendidikan yang juga mantan Menteri Agama periode 2001-2004. Lalu Prof Darwis Hude, Direktur Program Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta, selanjutnya Ketua DPRD Sumbar, Gubernur Sumbar Mahyeldi dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumbar.

“Dari seminar nasional ini diharapkan muncul pokok-pokok pikiran yang nantinya akan kita rangkum yang akan diworkshopkan dan di FGD-kan sehingga didapatkan bahan yang kuat untuk pembukaan program magister tersebut,” katanya.

Sementara Ketua Pelaksana M Zuhri mengatakan seminar ini diikuti 150 peserta terdiri kalangan internal mulai dari dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa dan alumni yang tersebar di SUmbar.

Sementara dari eksternal bupati walikota se Sumbar, Kemenag baik Kanwil maupun kantor se Sumbar, Baznas se Sumbar, Dewan Masjid provinsi dan kabupaten kota, badan wakaf, dan juga Forkopimda tingkat provinsi.

“semua stake holder terkait dengan STAI-PIQ Sumbar guna memperoleh masukan dan pemikiran mereka,” ujarnya didampingi Ketua Pelaksana M Zuhri.

Sementara Ketua Yayasan Pendidikan Ilmu Quran (YPIQ) H Asmini Maizan mengatakan bahwa STAI-PIQ ini awalnya adalah dilahirkan dari provinsi bersama kementerian agama sesuai kebutuhan masyarakat.

“Jadi memang jadi tanggungjawab semua baik pemerintah maupun swasta untuk mengembangkan sekolah ini,” ujarnya.

Dijelaskan, dulunya awal-awal berdirinya STAI-PIQ, mahasiswanya adalah utusan dari kabupaten kota yang dibiayai APBD.

“Nantinya akan kita upayakan dapat diulangi khususnya untuk program S2 ini,” katanya.