Mahasiswa UIN Syech M. Djamil Djambek Bukittinggi Field Study ke Batik Ampas Kopi Pariangan

Mahasiswa Prodi  Pariwisata Syariah UIN Syech M. Djamil Djambek Bukittinggi di rumah batik Pariangan. (Ist)

BATUSANGKAR – Mahasiswa Prodi Pariwisata Syariah UIN Syech M. Djamil Djambek Bukittinggi menggelar kegiatan field study ke batik ampas kopi Pariangan.

Kedatangan rombongan ini kemarin menyaksikan usaha dan pengrajin batik pewarna batik alami dari ampas kopi Nagari Pariangan.

“Kegiatan field study semester 5 A/B/C dan semester 3A. Prodi Pariwisata syariah UIN Syech M. Djanik Djambek Bukittinggi ke Batik Nagari Tuo Pariangan, karena karya batiknya dinyatakan sebagai penerima rekor dunia dari MURI tentang Pewarna Batik Alami dari Ampas Kopi,” kata Dosen pengampu Rina Aziz.

Dikatakannya, tujuan dari field study ini adalah bentuk penerapan dari mata kuliah Kewirausahaan dan Manajemen Inovatif pada semester 5. Menurutnya, penerapan mata kuliah manajemen industri kreatif untuk semester 3 menyaksikan keberadaan usaha batik alami ini.

Inovasi batik ramah lingkungan dalam pola warna dan aroma alami berupaya dilakukan dalam merebut pangsa pasar batik.

Rina Aziz saat ini sebagai Ketua Kadinda Tanah Datar menawarkan konsep demikian pada Rumah UKM Batik Nagari Tuo Pariangan dengan pewarnaan batik dari limbah ampas kopi dan telah melewati masa produksi.

“Motif dasar kain dengan pewarnaan limbah ampas kopi ini telah diproduksi Rumah UKM Batik Nagari Pariangan yang dipimpin Zelmawati,” kata Rina Aziz

Dikatakan, konsep pola motif warna ampas kopi ini merupakan gagasan inovasi batik alami serta ramah lingkungan, dan disukai pasar, dimana saat ini kembali dengan pola naturalis.

Sebagai ketua Kadinda dan pengusaha kopi, Rina menawarkan konsep ini pada Rumah UKM Batik Nagari Pariangan yang aktif berproduksi dan telah berkiprah. Setelah dicoba dalam aroma kopi hasilnya pun lebih baik.

“Hanya warna ampas kopi yang telah dipergunakan sebagai motif dasar kain beraroma. Selama ini belum ada dilakukan seniman batik,” ucap Rina. Hasilnya, lanjut Rina, pun diminati karena alami dan bukan bahan pabrik yang mengandung ekses kimia.

Menurutnya, inovasi ini ditransferkan pada Rumah UKM Batik Nagari Pariangan yang telah dikenal dengan karyanya.

“Batik aroma ampas kopi ini juga sebagai pendukung dalam promosi wisata batik alami yang telah bergerak dalam destinasi Pariangan Desa Terindah di Dunia,” ucap Rina.

Sementara, pemilik Rumah UKM Batik Nagari Pariangan Zelmawawati mengatakan telah mulai memproduksi pewarnaan batik dari limbah ampas kopi hasilnya pun menggembirakan.

“Dari pola desain ketahanan warna, kelenturan kain dibanding pola lainnya produk ini telah banyak disukai pembeli yang datang,” jelas Zelmawati. (ydi)