LIma Titik Longsor di Agam, Dua Warga Meninggal

Tanah longsor dan pohon tumbang terjadi di tiga kecamatan, di Kabupaten Agam. BPBD setempat mengimbau warga yang beraktivitas di luar rumah untuk waspada akan terjadinya tanah longsor susulan dan angin kencang akibat cuaca ekstrem beberapa hari mendatang. Sumber foto: BPBD Kabupaten Agam

LUBUK BASUNG – Bencana alam akibat hidrometeorologi basah terjadi di sejumlah wilayah lain di Kabupaten Agam. BPBD setempat mencatat ada lima titik lokasi longsor yang terjadi dan dua titik lokasi pohon tumbang akibat angin kencang.

Lokasi longsor tersebut di antaranya terletak di dua titik Matur dan dua titik di Ampek Koto. Sedangkan untuk pohon tumbang terjadi di dua titik di Kecamatan Lubuk Basung. Tanah longsor dan angin kencang mengakibatkan tertutupnya akses jalan serta mengenai atap rumah.

“Di Kecamatan Baso, material longsor menutup sebagian akses jalan sepanjang 10 meter dengan ketinggiannya capai 70 sentimeter bahkan tebing yang runtuh mengakibatkan satu unit rumah roboh,” ungkap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam Ichwan, Selasa (19/12).

Untuk saat ini tim BPBD Kabupaten Agam terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya akan datangnya bencana hidrometeorologi basah. BPBD setempat pun sudah melakukan penanganan di sejumlah lokasi tersebut bersama tim gabungan mulai dari pembersihan material longsoran dan penebangan pohon tumbang yang menutup jalan serta menimpa rumah warga.

Dua Warga Meninggal

Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, mengonfirmasi dua warga Baruah Andaleh, Jorong Baruah, Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso menjadi korban tanah longsor yang terjadi pada Senin (18/12). Keduanya tertimbun material longsor saat melakukan gotong royong membersihkan saluran irigasi yang tersumbat di lokasi kejadian.

Ichwan menuturkan, tanah longsor dari tebing berketinggiian 5 hingga 10 meter tersebut terjadi secara tiba-tiba yang bermula ketika curah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Baso, sejak Minggu (17/12) siang,

“Ada korban meninggal dunia sebanyak dua orang, mereka meninggal setelah gotong royong membersihkan parit yang tersumbat, saat istirahat mereka naik ke atas dan tiba-tiba tebing itu runtuh kemudian korban tertimbun material longsoran. Memang sebelumnya tebing itu menurut warga kelihatannya aman karena tidak ada bekas longsor,” jelas Ichwan.

Berdasarkan kejadian tersebut, Ichwan mengimbau agar masyarakat yang ingin melakukan gotong royong di daerah rawan bencana hidrometeorologi basah agar meningkatkan kewaspadaannya. Menurutnya, apabila kondisi cuaca ekstrem sedang terjadi, lebih baik tidak melakukan aktivitas di luar rumah. (mr)