Lima Titik Api Terdeteksi di Pesisir Selatan

Ilustrasi
PADANG – Dinas Kehutanan Sumatera Barat mendeteksi lima titik api di perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan dengan Provinsi Bengkulu pada Senin (4/9) sore. Meski begitu, belum dipastikan menjadi penyebab memburuknya cuaca di Kota Padang.
“Berdasarkan Sistem Informasi Deteksi Dini Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang Berbasis Aplikasi dan Web (SiPongi), ada lima titik api di Pesisir Selatan. Satu terkonfirmasi,” kata Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi di Padang, Senin (4/9).
Disebutkannya, pada aplikasi SiPongi itu terdapat dua warna yang menandakan adanya titik api. Warna kuning menunjukkan tingkat kepercayaan di bawah 80 persen dan warna merah tingkat kepercayaannya di atas 80 persen.
“Satu titik yang terkonfirmasi itu adalah titik api dengan warna kuning pada SiPongi. Sementara titik yang bewarna merah masih dalam pantauan. Petugas terus memastikan, berkoordinasi dengan masyarakat peduli api di daerah,” ujarnya.
Menurutnya, besok pagi (hari ini-red) tim yang berada di Pesisir Selatan juga akan memantau langsung ke lapangan untuk memastikan status semua titik api yang terpantau SiPongi.
Namun menurut Yozarwardi, titik api yang terdeteksi itu, meskipun semua ternyata memang terjadi kebakaran hutan atau lahan, belum akan memberikan efek terhadap memburuknya kondisi udara, apalagi Sumatera Barat secara umum.
“Belum akan ada pengaruhnya untuk kondisi udara secara umum di Sumbar,” ujarnya.
Terkait kondisi udara di Kota Padang yang dinilai menurun dalam beberapa hari terakhir, Yozarwardi belum berani memastikan penyebabnya.
“Yang jelas dalam seminggu terakhir, tidak ada titik api yang terpantau menjadi kebakaran di Sumbar. Baru hari ini terkonfirmasi terjadi di Pessel. Itupun belum akan mempengaruhi Sumbar secara umum. Kita juga belum bisa memastikan apakah ini berasal dari asap kiriman karhutla provinsi tetangga,” katanya.
SiPongi yang dikembangkan Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK merupakan rujukan utama informasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia.
Informasi Sipongi menjadi dasar untuk mencegah terjadinya karhutla melalui deteksi dini hotspot/titik panas, serta menjadi sumber informasi paling valid untuk ditindaklanjuti. (ys)