Laporan ( 1) HPN Medan , Perjalanan dan Salat Subuh Yang Menyenangkan.

Menurut Sanusi warga muslim Si Borong Borong adalah perantauan, yang paling banyak adalah perantau Minang. “Semua warga muslim disini adalah perantau, mayoritas Minang, sisanya ada Jawa dan Tapanuli Selatan ” katanya.

Tapi kata Malin yang muazin Subuh tadi, sudah ada satu satu orang asli Si Borong Borong yang masuk Islam. “Sayang mualaf disini tidak terbina, entah terus dia Islam entah bagaimana, tidak diketahui. Yang jelas mereka setelah masuk Islam tidak ada yang membina ” kata Malin.

Terlepas dari itu suatu hal yang menyenangkan kehidupan di Si Borong Borong, walaupun orang Islam hanya sekitar 3 persen saja, tapi kehidupan bermasyarakatnya penuh toleransi.”Suara azan masjid ini keras, pakai mikrofon, masyatakat sekitar yang non muslim tak merasa terganggu, mereka tak marah” ujar Malin.

Dulu, kata Malin, di zaman banyak preman preman, suara azan pakai pengeras suara memang sempat dilarang larang. “Itu zamannya preman preman, dulu preman preman itu yang larang larang. Sekarang mereka tak ada lagi, tak ada preman disini lagi, maka kehidupan kami dan beragama tenang “katanya.

Karena kompak itulah kami warga Islam disini lebih leluasa membangun dan memperindah masjid ini. “Warga disini tak melarang aktifitas masjid ini, termasuk memperbesar dan memperindah masjid Taqwa ini ” tambah Malin.

Malin yang juga mantan pengurus masjid mengatakan, walaupun sedikit warga muslim, tapi semangat berinfaq sangat kuat. “Warga Islam sini kalau infaq ke masjid Rp.15 juta sampai Rp.20 juta itu biasa, setidak dalam satu Minggu termasuk dari musafir, masjid kami masuk dana Rp.15 juta per minggu ” kata Malin. (M.Khudri)