Kadin Harus Menjadi Rumah Bagi Seluruh Pelaku Usaha

Foto bersama. Ist

PADANG-Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di seluruh Indonesia harus menjadi rumah bersama untuk pelaku usaha, bukan untuk sekelompok usaha semata.

“Ini pesan ketua Kadin Indonesia dimana pun beliau berada. Seluruh Kadin di setiap provinsi harus menjadi rumah bersama bagi pelaku usaha, bukan organisasi yang ekslusif bagi sebagian pelaku usaha tapi harus inklusif dan kolaboratif” terang Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Infrastruktur PUPR, Dr. Insannul Kamil, dalam silaturrahmi dewan pengurus lengkap Kadin Sumbar, yang berlangsung Rabu (5/1) di Padang.

Disebutkannya, Setiap Kadin saat ini harus menjadi inklusif dan kolaboratif. Inkusif di sini artinya Kadin tidak harus ekslusif, bukan menjadi rumah tempat bagi sebagian orang saja. Namun, Kadin itu inklusif, dimana semua orang ada di organisasi pengusaha yang bergerak di bidang perekonomian tersebut.

“Kadin itu merangkul seluruh pelaku usaha. Mulai dari usaha kecil, kecil menengah hingga besar. Semuanya berhimpun di Kadin. Baik itu pusat maupun di daerah,” tegas Innsanul lagi.

Kondisi itu menjadikan Kadin sebagai organisasi luar biasa. Sebab Kadin Indonesia tidak bisa berjalan sendiri karena pemegang saham Kadin itu jelas.

“Kalau dianalogikan dalam sebuah perusahaan, Kadin itu dimiliki oleh Kadin di provinsi dan kabupaten kota. Dan juga himpunan-himpunan yang terdiri atas asosiasi-asosiasi. Kadin bukan tempatnya pengurus saja tapi tempat berkumpulnya para pengusaha. Saya sampaikan ini karena isu ini sangat intens disampaikan ketua Umum Kadin Indonesia dimana pun berada,” terangnya.

Menurutnya, kolaborasi untuk menjadi iklusif itu tidak bisa berjalan sendiri. Perlu sinergi, melibatkan banyak pihak. Sehingga yang menyebut dirinya supermen itu tidak ada.

Lalu apakah di Sumbar sendiri sudah inklusif?

“Kadin Sumbar baru menuju inklusif. Jika sudah ada iklusifitas tidak perlu lagi isu ini saya sampaikan. Makanya saya sampaikan kembali, Kadin Sumbar harus jadi rumah bersama bagi semua pelaku bisnis yang ada di daerah ini,” ujarnya.

Disebutkannya, Kadin ada dua bidang, perdagangan dan industri.

“Nah, saat ini Kadin baru bicara dagang saja, industrinya belum. Karena itu Kadin juga perlu melihat dan mendorong tumbuhnya industri di Sumbar. Ini yang belum didengar dari silaturrhmi yang berjalan tadi. Apakah SUmbar hanya akan bergantung pada Semen Padang saja? Ndak bisa,” ujarnya. Karena ciri kemajuan sebuah daerah itu bisa dilihat dari kemajuan industrinya.

Seberapa tinggi laju perindustrian di sebuah daerah, itu menjadi indikator kemajuan ekonimi sebuah daerah. Ini PR besar pengurus Kadin Sumbar ke depan.